HomeCelotehBahaya Ria Ricis Ajak Anak?

Bahaya Ria Ricis Ajak Anak?

Selebriti Ria Ricis menjadi sorotan karena mengajak anaknya, Moana, yang masih berusia lima bulan untuk menikmati rekreasi ekstrem seperti jetski dan ATV. Mengapa apa yang dilakukan oleh Ria Ricis ini juga harus jadi tanggung jawab pemerintah?


PinterPolitik.com

“Moana penguasa laut. Vlog jetski udah tayang ❤️” – @riaricis1795

Dikisahkan seorang gadis yang tinggal di sebuah kepulauan ingin bepergian mengarungi luasnya lautan dan samudra. Apalagi, desa di mana ia tinggal mulai mengalami krisis pangan karena tanaman mengalami gagal panen dan hasil tangkap ikan terus menurun.

Alhasil, gadis ini akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan pulau di mana ia tinggal dan mencari jawaban di lautan luas sana. Padahal, masyarakat desanya yakin bahwa bepergian melaut melebihi kaki langit (horizon) adalah hal yang berbahaya.

Namun, keputusan gadis yang bernama Moana itu tidak berjalan dengan percuma. Justru, dalam perjalanannya, dia bertemu dengan sosok-sosok kuat yang membantunya.

Kisah gadis ini merupakan sebuah alur (plot) yang dituangkan dalam film Disney yang berjudul Moana (2016). Bercerita soal budaya masyarakat kepulauan Polynesia, Moana merupakan perwujudan bagaimana masyarakat adat di Samudra Pasifik menggantungkan kehidupan mereka pada laut.

Namun, bila Moana yang satu ini memang berani dan bisa menimbang keputusannya untuk mengarungi lautan, beda lagi dengan Moana yang ada di dunia nyata. Moana dunia nyata yang merupakan anak dari selebriti Ria Ricis dan Teuku Ryan akhir-akhir ini justru menjadi kekhawatiran publik Indonesia.

Gimana nggak? Moana yang masih berusia lima bulan ternyata diajak oleh Ria Ricis dan Teuku Ryan untuk menikmati rekreasi ekstrem di Bali berupa jetski. Bahayanya lagi, Moana terlihat tidak menggunakan pengaman tambahan seperti pelampung atau life jacket – meskipun kedua orang tuanya pakai.

Baca juga :  PDIP and the Chocolate Party
Ria Ricis Bahayakan Anak

Katanya sih, Ria Ricis ingin Moana bisa jadi anak yang pemberani – sampai-sampai menulis di caption, “Moana penguasa laut.” Hmm, apakah mungkin Ria Ricis dan Teuku Ryan ini terinspirasi oleh film Moana sampai harus membuat Moana yang masih berusia lima bulan ikut rekreasi-rekreasi ekstrem?

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait pun menilai apa yang dilakukan Ria Ricis bisa jadi eksploitasi anak – bila memang tujuannya adalah untuk membuat konten. Aturan soal perlindungan anak inipun diatur dalam Undang-undang (UU) No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Di situ, diatur tuh kalau anak-anak yang mengalami eksploitasi secara ekonomi perlu diberi perlindungan khusus. Selain bidang ekonomi, anak juga tidak diperbolehkan untuk dieksploitasi demi kepentingan politik.

Nah, masalahnya nih, sorotan warganet terhadap eksploitasi anak ini nggak hanya terjadi sekali ini aja. Pada tahun 2019 dulu, ada juga yang kena sorotan karena dinilai mengajak anak-anak untuk mengikuti kegiatan orang dewasa, yakni Jan Ethes yang merupakan cucu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat dinilai dimanfaatkan untuk kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Waduh, gimana tuh? Emang sih, kalau mengacu pada teori manajemen citra (management impression theory) dari Erving Goffman, setiap orang akan melakukan self-presentation untuk mempengaruhi penilaian orang-orang terhadap dirinya. Hmm, tapi, apakah etis bila anak yang masih perlu tumbuh dan berkembang malah ikutan diajak untuk tujuan itu? (A43)


Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?