“Kita bisa berkaca pada kasus Setya Novanto. Sempat tertunda karena harus menunggu Badan Kehormatan Dewan. Saya pikir dalam upaya untuk penegakan hukum itu bukan hanya harus ditindak secara efisien, tapi harus dilakukan dalam jangka yang singkat”. – Arif Susanto, Pengamat Politik dari Exposit Strategic
Mungkin banyak dari kita yang sudah agak lupa dengan kasus yang menjerat mantan Ketua DPR Setya Novanto beberapa tahun lalu. Ya, Papa Setnov – demikian ia dijuluki kala itu – terjerat kasus korupsi e-KTP yang membuat ia mendekam di penjara.
Belum selesai, saat di penjara pun Novanto justru mendapatkan fasilitas sel mewah yang kala itu sempat bikin heboh satu republik. Wih, nggak kurang-kurang emang nih nyari perhatiannya.
Baca Juga: Siasat Nadiem “Rayu” Megawati?
Nah, kini, memori Setnov ini seolah kembali jadi pergunjingan. Pasalnya, kini ada lagi pimpinan DPR yang tengah dikait-kaitkan dengan kasus korupsi.
Adalah Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin yang jadi sentral utamanya. Pak Azis disebut-sebut terkait dalam kasus suap terhadap penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju oleh Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial. Rumah Pak Azis sampai digeledah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Nah, banyak pengamat yang bilang bahwa kasus ini menunjukkan bahwa semua penegak hukum harus menelusuri kasus Azis ini sama seperti Setnov dulu. KPK diminta tidak boleh hanya berhenti sampai di penggeledahan-penggeledahan semata.
Banyak juga yang menyoroti berbagai upaya dari banyak pihak dalam menghalangi penangkapan dan penindakan terhadap Setnov dulu. Baik secara politik, tarik-ulur dalam sidang majelis kehormatan dewan, sampai upaya melarikan diri dari Setnov sendiri.
Iya sih. Emang perlu hati-hati agar tidak terulang lagi.
Selain itu, Pak Azis seharusnya berupaya membersihkan nama DPR dari jerat korupsi, alih-alih malah turut terseret di tengah kasus. Hadeh.
Berasa de javu kasus Setnov nih. Ini juga bakal jadi semacam hammer blow untuk Partai Golkar yang tengah berusaha kembali membersihkan nama baik di panggung politik nasional.
Bahkan, bisa saja ini berdampak buruk untuk tokoh Golkar yang akan bersaing di kontestasi elektoral di kemudian hari, katakanlah Airlangga Hartarto yang memang jadi salah satu yang terdepan untuk hal ini.
Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (S13)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.