Site icon PinterPolitik.com

Azis Syamsuddin Akhirnya Ketemu Setnov?

Azis Syamsuddin Akhirnya Ketemu Setnov

Azis Syamsuddin (kiri) yang kala itu masih menjabat sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) PPK Kosgoro dan Setya Novanto (Setnov) (kanan) yang masih menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. (Foto: Liputan 6)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin sebagai tersangka dalam kasus suap dana alokasi khusus (DAK) Provinsi Lampung Tengah. Apakah Azis berniat untuk mengikuti langkah mantan Ketua DPR RI Setya Novanto?


PinterPolitik.com

Jarum di jam dinding menunjuk pada angka lima. Sejumlah burung mulai berkicau di pepohonan yang terletak di halaman Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Matahari memang masih belum menampakkan cahayanya tetapi alam sekitar telah bersiap-siap menyambutnya.

Sebenarnya, di pagi ini, tidak ada yang jauh berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya. Namun, jelas Sabtu dini hari yang jatuh pada tanggal 25 September 2021 merupakan momen yang mengerikan bagi Azis Syamsuddin.

Bagaimana tidak? Beberapa jam sebelumnya, tepat tengah malam, Azis harus menjalani pemeriksaan di sebuah ruangan pada lantai dua Gedung KPK. Di ruangan lain, sebuah rompi khas berwarna oranye telah disiapkan.

Singkat cerita, para pewarta di lobby melihat sosok Azis yang turun dari lantai dua. Kaca transparan membuat Azis tidak bisa bersembunyi lagi. Ya, inilah momen di mana Azis akhirnya berstatus tersangka.

Mungkin, memori inilah yang kini masih membekas di bayangan Azis. Kini, di tahun 2045, Azis telah menjalani hari-harinya seperti biasa. Namun, tanpa disengaja, mantan Wakil Ketua DPR itu bertemu dengan rekan-rekan separtainya dulu, yakni Setya Novanto (Setnov) dan Idrus Marham.

Azis yang mengenali Setnov yang tengah duduk sambil menyeruput kopi di pojokan sebuah kafe akhirnya memberanikan diri untuk menyapa. Sementara, Idrus yang melihat keduanya tengah berbicara dari luar jendela pun ikut masuk untuk bergabung.


Azis: Hei, Bang Setnov! Masih ingat saya nggak? Apa kabar?

Setnov: Hmm, siapa ya? Saya udah agak-agak lupa. Maklum udah umur dan udah lama nggak main saham.

Azis: Ini saya Azis Syamsuddin. Azis yang dulu sempat berantem sama Bang Agung Laksono di Kosgoro. Kan, dulu Bang Setnov yang bantu ngeleraisebelum kita jotos-jotosan.

Setnov: Oh, iya iya. Saya ingat. Azis yang dulu sempat satu penjara sama saya kan? Lagian, kamu dulu nggak pernah nyapa saya.

Azis: Yaelah, Bang Azis. Masa iya saya diingatnya cuma pas kena kasus aja? Macam rakyat saja nih Bang Setnov.

Baca Juga: Kalau Bertobat, Setnov Bisa Bebas?

(Idrus datang menghampiri Azis dan Setnov)

Idrus: Selamat pagi, abang-abang jaket kuning ala Golkar!

Setnov: Nah, kalau orang satu ini saya ingat. Sekjen saya dulu ini. Apa kabar, Pak Sekjen?

Idrus: Hussh! Udah berapa lama juga saya nggak jadi Sekjen. Nggak pantes lah saya dipanggil Sekjen. Haha.

Setnov: Ya, kan, dulu Pak Idrus kan Sekjen-nya lumayan lama. Sampai kalau pas lihat lambang Golkar, saya keingetnya sama Pak Idrus.

Idrus: Ya, untung saja saya diingatnya begitu. Tapi saya beruntung lho Pak Setnov. Saya dulu kan dikenal sebagai Mensos korup ya pas zamannya Pak Joko. Nah, beruntungnya adalah langsung ada Juliari yang menggantikan image saya.

Azis: Benar juga, Pak Idrus. Ngomong-ngomong, nasib kita semua sejalan ya, alias dari jas kuning menjadi rompi oranye. Nasib, oh, nasib. Padahal ya, saya ini sudah menjalankan tugas saya sebagai wakil rakyat dulu. Memangnya, para koruptor yang saya bantu bukan rakyat? Rakyat kan?

Setnov: Benar juga ya, Mas Azis. Saya kan juga rakyat. Ya, saya mewakili diri saya juga dong.

Idrus: Berarti, logikanya, Pak Setnov dan Pak Azis ini juga rakyat yang perlu diwakili ya? Bisa bisa.

Setnov: Lah, Pak Idrus kan bukan wakil rakyat waktu ditangkap. Kan, sebagai Mensos?

Idrus: Iya sih. Tapi hukuman saya cuma tiga tahun. Kan, kalau Pak Setnov bisa sampai 15 tahun.

Setnov: Ya, makanya itu saya buat penjara saya senyaman mungkin. Kan, jadi rumah kedua saya. Untung saja dulu Najwa ngabarin pas mau mampir. Lha, kamu gimana, Zis? Gimana pengalamanmu?

Azis: Wah, kalau saya mungkin nggak ada apa-apanya, Senpai. Saya kesal saja sih dengan Pak Firli. Wong dulu saya yang ngangkat dia karena saya setuju dengan pentingnya fungsi pencegahan korupsi. Eh, malah saya ditangkap juga. Hadeuh.

(A43)

Baca Juga: Azis Syamsuddin The Next Setnov?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version