Site icon PinterPolitik.com

Arief Poyuono, Duri untuk Prabowo?

Prabowo ‘Saingi’ Chairul Tanjung

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Arief Poyuono (kanan). (Foto: Istimewa)

“Kebutuhan politik terkadang berubah menjadi kesalahan politik” – George Bernard Shaw, penulis asal Irlandia


PinterPolitik.com

Sobat, pasti kalian tahu dong bahwa dalam sebuah pekerjaan, kejujuran dan loyalitas merupakan harga yang sangat mahal. Bahkan, tidak banyak orang yang dapat mempunyai dua hal tersebut.

Oke deh, kalau ada beberapa orang yang mengatakan bahwa orang jujur saat ini masih banyak. Namun, kalau terkait loyalitas, ini tidak semua orang memilikinya ya.

Apalagi, kalau terdapat tawaran yang lebih menggiurkan daripada tempat kerja yang pada saat itu ditempati. Beh, pasti deh banyak yang tergiur dan goyah. Kalau masih ada yang memilih bertahan, fix, doi istimewa, cuy.

Misal, ada pemain bola yang bernama Memphis Depay, alumni Manchester United. Ketika doi sudah di Lyon dan melawan Manchester City – tim rival Manchester United – dan menang, doi terlihat bahagia banget, sob. Bahkan, entah disengaja atau tidak, doi sampai berteriak, “Manchester is red.”

Behhgokil nggakcuy? Padahal, doi jelas sudah di klub lain ya. Nah, kelihatannya, hal seperti di atas yang mimin contohkan itu tidak hanya ada di dunia sepak bola, sob, tetapi di dunia politik tanah air juga ada loh.

Hal ini diperlihatkan oleh Pak Arief Poyuono. Meski jelas sudah tidak masuk dalam struktur kepengurusan Partai Gerindra yang baru, doi ternyata secara tegas menyatakan sikap tetap loyal dan berada di barisan partai yang dipimpin oleh Pak Prabowo itu.

Waduduh, jujur ini hal yang luar biasa menurut mimin ya. Pasalnya, dunia politik kan terkenal dengan fenomena kutu loncat dan intrik yang sangat keras. Eh, ternyata masih ada loh, sosok seperti Bung Arief ini. Gila, sampe geleng-geleng kepala mimin.

Namun, terkait itu semua terserah Bung Arief saja ya karena itu terkait urusan sikap politik dan mungkin beliau ini punya alasan tersendiri.

Namun nih, kalau memang Bung Arief ini cinta dengan partai yang sudah membesarkan namanya, mbok ya dilihat arah gerak partainya ini maunya bagaimana. Kalau memang secara maksimal back-up Presiden Joko Widodo (Jokowi) ya oke oke saja. Namun, kalau memang masih main dua kaki, ya mbok ya dibaca dengan baik itu situasinya.

Pasalnya, sampai pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Jakarta, Ujang Komarudin, menilai bahwa tersingkirkannya Bung Arief dari struktur partai ini karena langkah doi sering banget merugikan partai – misal terlalu mendukung dan memuji Presiden Jokowi.

Tuh kan, apa mimin bilang tadi, diamati dulu pak langkah partainya. Upss.

Lebih-lebih nih, Bung Arief Poyuono ini kalau memberikan kritik ke Pak Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta pedes banget. Seperti yang baru saja terjadi nih, doi mengatakan, “Penyebab resesi ekonomi itu karena ketidakbecusan kerja Gubernur DKI Jakarta dalam menangani Covid-19”. Behpedes banget kan – kayak lalapan sambal Banyuwangi yang pedasnya nampol abissHehe.

Padahal, sikap Pak Prabowo ini memperlihatkan hal sebaliknya, yaitu tidak ingin memiliki masalah dengan Pak Anies Baswedan. Dan, ini terlihat banget loh ketika HUT ke-12 Partai Gerindra karena Pak Prabowo sampai mengatakan, “Yang saya hormati Gubernur Jakarta Raya, Bapak Anies Baswedan. Ya walaupun tidak resmi jadi kader Gerindra tapi hatinya”.

Nah kan, ini semua jelas dong artinya apa? Bahwa Pak Prabowo nggak pengen bermusuhan sama Pak Anies. Kan, momentum 2024 juga harus diperhitungkan dan harus dijaga. Begitu loh Bung Arief, masa depan itu tidak ada yang tahu.

Boleh kok cinta mati sama partai, tapi mbok ya yang cerdas sedikit dalam memahami situasi dan kondisi. Kalau kata orang Jawa, “sing pinter moco kahanan.”Artinya, jangan malah jadi duri. Upsss. (F46)

Exit mobile version