Site icon PinterPolitik.com

Anies Untung Dikucilkan Jokowi Cs?

anies untung dikucilkan jokowi cs

Anies Baswedan kala masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. (Foto: JPNN.com)

Banyak pihak tampaknya ingin menjegal upaya mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mencalonkan diri di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Alih-alih semakin terkucilkan, mungkinkah Anies malah diuntungkan?


PinterPolitik.com

Si os fijáis, instintivamente el ser humano, siempre. Siempre se pone de parte de los más débiles” – El Profesor, “¿Qué Hemos Hecho?” dalam La Casa de Papel (2017-2021)

Kutipan percakapan di awal tulisan ini datang dari episode keempat part kedua yang bertajuk “¿Qué Hemos Hecho?” atau “What Have We Done” di serial asal Spanyol yang berjudul La Casa de Papel atau Money Heist (2017-2021) yang sempat viral pada masa pandemi Covid-19 kemarin.

Di episode tersebut, El Profesor membandingkan situasi yang mereka akan alami – yakni ketika situasi perampokan memburuk dan merugikan mereka – dengan pertandingan sepak bola antara tim nasional (timnas) Brasil dan Kamerun. Bisa dibilang sudah hampir dipastikan bahwa Brasil keluar sebagai pemenangnya.

Namun, bukan persoalan siapa yang menang yang dibicarakan oleh El Profesor, melainkan siapa yang mendapatkan dukungan besar karena, mengacu ke analogi El Profesor, Kamerun-lah yang mendapatkan dukungan banyak meskipun sudah hampir pasti jadi tim yang kalah.

Hmm, kalau gitu, lantas, mengapa banyak orang justru nge-dukung Kamerun daripada Brasil? Jawabannya adalah karena satu konsep yang disebut sebagai underdog effect.

Mengacu ke tulisan Rüdiger Schmitt-Beck yang berjudul Underdog Effect, istilah ini dapat dimaknai sebagai suatu fenomena ketika publik memilih pilihan alternatif saat satu pihak terlihat terlalu dominan – atau hampir dipastikan menang.

Sederhananya, orang-orang akan lebih memihak ke pihak yang lemah ketika satu pihak terlalu kuat. Biasanya, efek kognitif atau psikologis ini juga digunakan untuk menggambarkan situasi kompetisi di mana terdapat dua pihak yang sedang berkompetisi.

Mungkin, underdog effect inilah yang akhirnya bisa dimanfaatkan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Pasalnya, berdasarkan kabar yang beredar nih, ada upaya-upaya tertentu untuk menjegal pencalonan Anies di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 – entah melalui dinamika politik elektoral atau opini publik.

Kan, nggak jarang tuh, pegiat-pegiat media sosial (medsos) ditengarai mengeluarkan narasi-narasi yang sifatnya menyerang Pak Anies. Bahkan, upaya-upaya itu dilakukan sejak Pak Anies masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Padahal nih ya, kalau dibenturkan, kubu pemerintah justru jauh lebih dominan dibandingkan mereka yang mendukung Pak Anies lho. Alih-alih terlihat makin lemah, Pak Anies justru bisa dibilang makin stands out menuju Pilpres 2024 – meski sudah nggak nge-jabat lagi sebagai Gubernur DKI Jakarta.

I mean, gimana caranya Pak Anies stay relevant hingga sekarang meskipun sudah nggak punya jabatan? Berdasarkan laporan dari Cakradata terkait popularitas kandidat-kandidat calon presiden (capres) 2024 pada periode Oktober-Desember 2022, Pak Anies menjadi kandidat yang paling populer – dibandingkan kandidat manapun.

Bisa jadi, layaknya kelompok perampok El Profesor, akhirnya Anies justru mendapatkan simpati sebagai sang underdog. Hmm, kalau gini caranya, Anies malah diuntungkan dong? Ya, nggak tuh? (A43)


Exit mobile version