HomeCelotehAnies Baswedan adalah “Avatar” Terakhir?

Anies Baswedan adalah “Avatar” Terakhir?

Belakangan ini banyak isu politik besar yang sedang populer, mulai dari isu reshuffle kabinet, wacana Koalisi Besar, sampai polemik tim nasional (timnas) U-20 Israel. Namun, dari semua tokoh politik yang bersuara di isu-isu tersebut, eks-Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan malah semakin kurang terlihat di media. Kenapa ya?

PinterPolitik.com

“Hanya Avatar, penguasa keempat elemen, yang dapat menghentikan mereka, tetapi ketika dunia membutuhkannya, dia menghilang.” – Katara, Avatar: The Last Airbender

Sebagian besar dari kalian mungkin setuju ya kalau Pak eks-Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut sebagai salah satu bakal calon presiden (bacapres) yang paling populer.

Gimana enggak, selain karena Anies menempati posisi ketiga sebagai capres dengan followers terbanyak di Instagram, dia juga sering banget nongol di headline-headline berita.  Mulai dari deklarasi dirinya sebagai capres Partai NasDem pada Oktober tahun lalu, komentarnya tentang pemerintah yang dinilai suka matikan kritik, sampai safari politik se-Indonesia yang dilakukannya pada awal 2023.

Namun, aneh bin anehnya nih, ketika belakangan politik Indonesia justru sedang dilanda isu-isu besar, kayak polemik tim nasional (timnas) U-20 Israel kemaren, Anies malah gak ikutan komentar. Keanehan ini bahkan sampai dikritik Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto lho. Katanya, Anies giliran ada urusan penting seperti ini malah diam saja. Weleh-weleh.

Selain polemik soal Israel, Anies juga diketahui absen dalam menanggapi wacana reshuffle kabinet pemerintahan yang beberapa waktu lalu sempat menyudutkan Partai NasDem. Kalo soal ini sih, jangan-jangan Anies diibilangin sama Surya Paloh agar nggak terlalu banyak bikin sensasi dulu kali ya? Ntar Pakde ngamuk. Uups.

Terkini, Anies juga gak kelihatan nanggepin ramainya wacana penjodohan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Padahal, pas tahun 2022 Anies ikut menanggapi komentar publik ketika dirinya disandingkan dengan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan (Aher).

Baca juga :  Taktik Psikologis di Balik Pembekalan Prabowo 
image 8

Duh, kalau inget-inget kebiasaan orang penting yang suka hilang saat momen genting, jadi keinget sama cerita Avatar Aang di serial Avatar: The Last Airbender, nih. Buat kalian yang suka nonton kartun tahun 2005-2008, kalian pasti tahu Aang, kan?

Yap, Aang emang diramalkan jadi pengendali elemen paling kuat yang bisa menstabilkan keadaan dunia. Namun, pas dunia sedang butuh doi banget, Aang malah ngilang.

Bisa jadi nih, Anies saat ini emang dipandang sebagai seorang Avatar bagi para pendukungnya, apalagi dia sering banget disebut sebagai anti-tesis pemerintah yang sekarang. Akan tetapi, pas sedang banyak isu yang perlu dikritisi, Anies malah ngilang gitu aja sampai sekarang. Waduuh, Pak Anies sedang sibuk ngapain ya kira-kira?

Hmm, jangan-jangan saat ini Pak Anies emang sedang mainin strategi politics of invisibility and silence. Kalo kata James Robinson dan kawan-kawan di buku mereka, The Politics of Hiding, Invisibility, and Silence, politisi emang perlu hati-hati banget dalam memilih kapan momennya mereka harus jadi sorotan publik, dan juga kapan mereka harus lay-low atau menutup eksposur diri.

Well, sebenarnya sah-sah aja ya kalau Pak Anies emang ngeliat sekarang bukan saatnya untuk jadi sorotan utama publik dulu. Mungkin aja, situasi politik sekarang emang sedang panas-panasnya dan terlalu berisiko buat Anies kalau dia ngelempar kritik ke pemerintah. Yang pasti Pak Anies jangan lama-lama ya ngilangnya, ntar vibes Bapak udah nggak kerasa lagi lho sama publik. (D74)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?