HomeCelotehAndika Siap Tegur Kim Jong-un?

Andika Siap Tegur Kim Jong-un?

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mempertanyakan mengapa banyak petinggi-petinggi TNI AD yang memiliki berat badan berlebih. Apakah Andika juga siap untuk tegur pemimpin dunia lainnya – seperti Kim Jong-un?


PinterPolitik.com

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih jauh dari kata usai ini, kesehatan menjadi salah satu aspek kehidupan yang esensial. Masyarakat yang mampu pun berusaha memberikan asupan gizi yang cukup guna meningkatkan daya tahan tubuh.

Gimana nggak? Buktinya, warga Indonesia mulai berbondong-bondong untuk membeli kebutuhan-kebutuhan tersebut. Kalau nggak percaya, cek aja ke sejumlah pasar swalayan. Pasti sulit tuh menemukan produk susu steril dengan cap beruang.

Hayoo, siapa nih di antara kalian yang langsung melakukan panic buying dengan diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Pulau Bali oleh pemerintah sepanjang 3-20 Juli 2021? Ya, mimin nggak mau menyalahkan siapa pun ya. Mimin cuma berharap kita semua bisa bertahan untuk tetap sehat dan bahagia di tengah situasi pandemi yang semakin parah ini.

Tapi nih, ada salah satu hal lain yang perlu diperhatikan selain soal asupan gizi lho, yakni kebugaran tubuh sendiri. Supaya badan tetap bugar, mungkin, kita harus melakukan olahraga secara rutin. Bisa jadi, tubuh kita menjadi lebih fit dan bisa menangkis berbagai penyakit yang menghantui.

Kalau soal olahraga, mimin kayak-nya perlu bertanya-tanya ke salah satu pejabat di lingkungan tentara kita nih, yakni Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa. Bukan rahasia umum lagi kalau Pak Andika ini sangat gemar lho untuk berolahraga. Badannya aja kekar lho – seperti orang-orang yang rajin nge-gym.

Baca Juga: Andika Perkasa Akan Berlabuh di PDIP?

Baca juga :  2029 "Kiamat" Partai Berbasis Islam? 
Andika Perkasa 2024

Saking menggemari dunia olahraga, Pak Andika ini beberapa waktu lalu sampai memanggil sejumlah petinggi TNI AD yang dinilai memiliki berat badan berlebih. KSAD tersebut langsung tuh menanyai satu-satu sejak kapan mereka menjadi “gemuk”.

Hmm, ya sebenarnya nggak salah juga sih kalau Pak Andika menanyakan hal itu karena alasan kesehatan. Tapi nih, hati-hati lho, Pak. Sekarang ini lagi ramai aktivisme yang mendukung body positivity guna mencintai bentuk tubuh sendiri. Bisa-bisa nanti dianggap sebagai upaya body shaming lhoHmm.

Ya, mungkin, kesehatan memang penting sih – apalagi bagi pemimpin yang kerap menjadi teladan bagi masyarakat. Ngomong-ngomong soal pemimpin, dengar-dengar, ada wacana yang bilang kalau Pak Andika mau berpartisipasi nih di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Hmm, kalau benar dan bila nantinya sukses, Pak Andika nanti sekalian aja menggunakan unsur kebugaran dan kesehatan untuk diplomasi dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya. Kan, diplomasi di zaman sekarang bisa cair di bidang mana aja. Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) aja sampai mendapat hadiah dari Metallica tuh dulu. Hehe.

Mungkin nih, Pak Andika nanti bisa menengahi pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Hmm, berani nggak ya Pak Andika nanti menegur Pak Kim soal berat badan? Hehe. Canda deng. (A43)

Baca Juga: Hendropriyono, Ganjalan Andika Jadi Panglima?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?