Di jalan menuju kediaman Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terpasang sebuah baliho bergambarkan mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Apakah Anas akan menantang SBY di panggung politik selepas bebas dari penjara?
“I still see your shadows in my room” – Juice WRLD, “Lucid Dreams” (2017)
Mantan. Bisa dibilang, kata satu ini bisa nge-buat banyak orang trauma. Gimana nggak? Istilah mantan ini kerap merujuk pada sesuatu yang telah ditinggalkan di masa lampau.
Seperti banyak hal di dunia ini, dikotomi pun berlaku pada masa lampau. Ada juga yang baik dan ada juga yang buruk.
Namun, pada kata “mantan”, bisa saja dua hal tersebut melebur menjadi di satu. Mantan kekasih, misalnya, kerap menimbulkan kembali memori indah sekaligus sakit hati yang membekas di dada.
Ya, gimana nggak? Masa-masa indah kerap menjadi masa yang menjadi ingatan yang benar-benar membekas. Namun, keindahan itu menjadi sesuatu yang pedih ketika mengingat kembali dan mempertanyakan mengapa semua itu harus berakhir.
Nah, mungkin, ini yang dirasakan oleh mendiang rapper yang bernama Juice WRLD ketika menulis lagu hits-nya yang berjudul “Lucid Dreams” (2017). Di manapun, bayangan mantan kekasihnya pun muncul menghantuinya.
Duh, duh, yang namanya mantan ini, ya, kok ya selalu menyusahkan? Paling susah deh kalau udah urusan soal mantan. Berharap kembali ya kok nggak mungkin. ☹
Tapi nih, guys, urusan mantan yang merepotkan ternyata bukan hanya soal mantan kekasih. Mantan dalam dunia politik ternyata bisa merepotkan dan menghantui lho.
Nggak percaya? Tanya aja sama Partai Demokrat Pak Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gimana nggak? Beberapa waktu lalu, sebuah baliho terpasang di dekat rumah SBY di Puri Cikeas, Bogor.
Di baliho itu, terpampang wajah mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang terjegal kasus korupsi sekitar tahun 2013-2014. Selain muka Anas, baliho itu juga bertuliskan, “Tunggu beta bale (tunggu saya kembali)!”
Waduh, ada apa nih? Kok ya tiba-tiba ada muka Pak Anas lagi? Di dekat rumahnya Pak SBY lagi. Apakah Pak Anas datang kembali untuk menghantui Pak SBY dan Demokrat?
Pak Anas sendiri kini dikabarkan bernaung di partai baru bernama Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). PKN sendiri didirikan oleh para individu yang disebut-sebut sebagai loyalis Pak Anas.
Hmm, mungkinkah kehadiran Pak Anas bisa mempengaruhi dinamika politik Demokrat – baik secara internal maupun eksternal? Apakah partai yang identik dengan Pak SBY dan Mas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal terganggu?
Hmm, kalau kata Demokrat sendiri sih, mereka menyangkal bakal terpengaruh. “Kami yakin tidak akan mengganggu eksistensi dan soliditas Partai Demokrat,” jelas Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Demokrat Renanda Bachtar.
Ya, terlepas dari terpengaruh atau nggak, ada lho konsep yang namanya “path dependence” dalam banyak bidang ilmu, termasuk ilmu sosial dan ilmu politik. Mengacu pada penjelasan Ian Greener di tulisannya Theorising Path Dependence, konsep ini menjelaskan bahwa hasil dan pilihan yang bisa diambil di masa kini dan masa depan dipengaruhi juga oleh apa yang terjadi masa lampau.
Nah, kalau gitu caranya, bukan nggak mungkin, kembalinya Pak Anas yang akan bebas dari hukuman penjara sekitar Maret-April 2023 nanti akan mempengaruhi pilihan-pilihan aktor-aktor politik terkait di masa kini dan masa depan.
Apakah mungkin baliho Pak Anas merupakan tantangan terbuka? Selepas bebas dari penjara, Pak Anas bersama PKN mungkin akan menantang Partai Demokrat, dan tentunya SBY, di panggung politik nasional.
Hmm, bisa jadi, layaknya lagu Juice WRLD, bayangan mantan bisa kembali menghantui. Bukan begitu? ☹ (A43)