“Ada AstraZeneca, GAVI CEPI ini adalah kegiatan multilateral berbagai lembaga dan negara untuk dapat vaksin sebagai public services. Melalui GAVI CEPI, harga vaksin diperkirakan lebih rendah, (yaitu) 3-5 dolar AS. Sedangkan Sinovac antara 10-20 dolar AS”. – Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian
Pemerintah Indonesia saat ini emang tengah gencar-gencarnya mengamankan vaksin Covid-19. Bukannya gimana-gimana ya, tanpa adanya vaksin, sepertinya ketakutan publik terhadap virus ini akan berdampak ke segala lini, terutama di sektor ekonomi dan tentu saja kesehatan.
Makanya, nggak heran jika sejak beberapa bulan lalu pemerintahan Presiden Jokowi sudah mulai menjajaki kerja sama vaksin dengan beberapa negara. Lewat Menteri BUMN Erick Thohir, kerja sama vaksin yang dilakukan adalah dengan Tiongkok. Sinovac adalah perusahaan asal negara tersebut yang kebagian jatah kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
Hanya saja, dosis vaksin yang bisa disediakan perusahaan tersebut hanya 260 juta dosis. Artinya, jika satu orang harus dua kali menerima vaksin, maka hanya ada 130 juta warga negara Indonesia yang menerima dosis vaksin tersebut.
Nah, mungkin karena alasan inilah pemerintah lalu membuka kemungkinan mendapatkan vaksin dari produsen lain. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kemudian menjalankan kesepakatan dengan perusahaan asal Inggris-Swedia, AstraZeneca.
Disebut-sebut pembeliannya adalah untuk 100 juta dosis. Namun, pemerintah harus membayar down payment alias DP sebesar Rp3,6 triliun yang merupakan 50 persen dari total harga vaksinnya.
Beh, itu duit semua men. Kalau dipakai buat beli rendang, itu rendangnya bisa dipakai buat menutupi Pulau Jawa kali ya. Uppps.
Nah, terlepas dari konteks pembelian vaksin tersebut, hal yang menarik untuk disorot adalah terkait posisi Erick dan Airlangga. Bukannya gimana-gimana ya, mulai muncul selentingan yang menyebutkan bahwa dua menteri ini terlihat sebagai yang “paling dipercaya” oleh Presiden Jokowi.
Bahkan, mulai muncul desas-desus bahwa satu dari antara dua sosok ini akan menjadi orang yang didukung Presiden Jokowi untuk Pilpres 2024. Wih, sangar men isunya.
Hmm, jadi mirip nih sama kisah di Asgard – ituloh di seri superhero Marvel – terkait regenerasi kekuasaan yang melibatkan dua putra Odin: Thor dan Loki. Di ceritanya Thor emang yang ditunjuk untuk menggantikan sang ayah, walaupun sebenarnya Loki juga pengen banget menduduki kursi kekuasaan tersebut. Ada persainganlah intinya.
Mungkin seperti kisah itu juga yang terjadi pada Erick dan Airlangga. Mungkin pertanyaannya, siapa nih yang bakal jadi Thor? Menarik buat ditunggu kelanjutannya. (S13)