“Ini baru aspirasi dari daerah, kami belum pernah membahasnya, termasuk Pak Airlangga sendiri belum pernah membicarakan secara formal”. – Ahmad Doli Kurnia, Waketum Partai Golkar
Nama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto emang jadi salah satu menteri yang tengah naik daun. Selain karena posisinya sebagai wakil pemerintah yang berhubungan dengan DPR dalam pengesahan UU Cipta Kerja, nama Airlangga juga menjadi sosok yang berperan penting dalam kebijakan pembelian vaksin Covid-19.
Buat yang belum tahu, Airlangga menjadi wakil pemerintah dalam kerja sama pengadaan vaksin Covid-19 dengan perusahaan Inggris-Swedia, AstraZeneca. Bisa dibilang ini kubu kerja sama seberangnya Menteri BUMN Erick Thohir yang menjadi penghubung Indonesia dengan Tiongkok.
Perusahaan tersebut disebut-sebut sanggup menyediakan 100 juta dosis vaksin pada Maret 2021 mendatang. Wih, walaupun masih cukup lama, tapi setidaknya ini jadi semacam angin segar untuk pemerintah karena udah dapat jaminan ketersediaan vaksin.
Nah, hal ini pula yang secara tidak langsung ikut mengangkat nama Airlangga. Soalnya, jika berhasil menyediakan kebutuhan vaksin bagi masyarakat, maka secara politik posisinya juga akan diperhitungkan.
Hal inilah yang mungkin membut kader-kader Golkar di daerah mulai melempar wacana untuk mencalonkan Ketua Umum partai beringin itu sebagai calon presiden untuk Pilpres 2024 mendatang. Iyess, capres buat Pilpres 2024 cuy.
Adapun DPP Partai Golkar sendiri menyebutkan belum membahas secara formal hal tersebut. Namun, munculnya wacana ini ke hadapan publik adalah bukti bahwa Airlangga boleh jadi punya ambisi politik yang besar untuk kontestasi elektoral di 2024.
Konteksnya juga akan penting untuk dilihat jika ia mendapatkan dukungan langsung dari Presiden Jokowi. Bukan tanpa alasan, sang presiden belakangan memang cenderung lebih dekat dengan Golkar.
Bahkan beberapa pihak menyebutkan bahwa partai kuning ini menjadi tulang punggung utama di koalisi pemerintah – apalagi mengingat hubungan Jokowi dengan PDIP sebagai partai pengusungnya di 2014 dan 2019 cenderung ada pada tingkatan yang “panas dingin”.
Persoalan dukungan Jokowi ini bisa terjadi karena UU Cipta Kerja yang adalah salah satu intisari dari pidato Jokowi saat pelantikannya di 2019 bisa digolkan oleh Airlangga Hartarto. Jika publik ingat, doi adalah sosok yang gencar melakukan safari politik ke berbagai kubu untuk menggalang dukungan terhadap produk hukum ini.
Begitupun dengan urusan vaksin yang emang jadi hal yang penting bagi upaya Jokowi mengatasi krisis kesehatan ini.
Hmmm, berasa kuat banget nih Pak Airlangga. Tapi, Pilpres itu tarung yang kejam loh. Udah kayak film The Godfather sengitnya. Pertarungan politiknya udah kayak pertarungan antar kelompok dengan kepentingan dan tujuannya masing-masing.
Sejauh ini pertarungan Pak Airlangga barulah saat berhadapan dengan Pak Bambang Soesatyo untuk merebut kursi Golkar 1. Jadi ya belum ada apa-apanya. Soalnya, strategi Pak Bamsoet cuma pasang iklan di videotron yang ada di Jalan Jenderal Sudirman sih. Uppps. Jadi mudah dikalahkan. Hehehe.
Menarik untuk ditunggu apa langkah Pak Airlangga selanjutnya. (S13)