Site icon PinterPolitik.com

AHY Cari Tandem Selain Anies?

AHY Cari Tandem Selain Anies?

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: Detik)

“Pernyataan elite Demokrat itu mesti dipahami dalam konteks kekhawatiran AHY tak bakal dapat tandem maju pilpres kalau Anies gagal maju. Sebab, satu-satunya figur yang selalu dicocok-cocokkan dengan AHY hanyalah Anies,” – Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia


PinterPolitik.com

Publik punya persepsi yang bernada positif terkait duet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Modal persepsi yang positif ini adalah modal besar kedua tokoh untuk maju berpasangan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Dalam berbagai pemberitaan, seringkali AHY menyebut Anies sebagai teman diskusinya dalam berbagai hal, seolah ingin memperlihatkan chemistry diantara keduanya sudah terbagun baik.

Nah, isu soal adanya upaya menjegal Anies maju sebagai calon presiden di 2024 mendatang seolah-olah ingin mengganggu keharmonisan duet Anies-AHY ini.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengungkapkan bahwa Demokrat khawatir jika Anies dijegal, karena Anies satu-satunya figur yang dicocok-cocokkan dengan AHY.

Isu penjegalan Anies ini memang semakin hari semakin kencang, sehingga wajar jika “Plan B” perlu dipersiapkan oleh pengusung AHY. Muncul pertanyaan di sini, kira-kira siapa yang cocok menjadi duet AHY selain Anies?

Jadi kepikiran kalau AHY yang sedang mencari tandem pasangannya seperti halnya mengikuti Program acara “Take Me Out Indonesia”. Hehehe

Dekat NasDem-PKS, Demokrat Masih Genit?

Acara ini berkonsep reality show, di mana kaum jomblo dapat menemukan pasangannya. Layaknya pria single, AHY harus melewati tahap demi tahap sebelum akhirnya menemukan pilihan hatinya.

Pada segmen pertama terdapat “Love at Identity”. Dalam segmen ini AHY harus mencari pasangan yang mempunyai identitas politik yang berbeda agar terjadi harmonisasi.

Jika AHY bisa kita sebut bagian dari identitas nasionalis karena background Demokrat. Maka, ia memerlukan tandem yang mempunyai latar belakang religius untuk mengimbangi.

Tentunya ada sejumlah figur yang masuk klasifikasi ini, semisal Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan juga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Tapi persoalanya, kedua figur ini jarang sekali namanya masuk dalam daftar hasil survei calon presiden oleh sejumlah lembaga survei. Pada fase ini kedua figur religius ini akhirnya tereliminasi.

Kemudian pada segmen kedua, “Love in Side Power”. Dalam segmen ini AHY harus mencari pasangan yang berada di lingkar kekuasaan agar terkesan sebagai pasangan pemersatu.

Tentu yang paling dominan di sini adalah Puan Maharani karena berasal dari partai penguasa saat ini, yaitu PDIP. Secara struktural dan restu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, partai banteng sekiranya mengusung Puan.

Namun opsi ini cukup sulit terealisasi karena pertentangan antara ayahanda dari AHY, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Megawati. SBY merupakan tokoh yang sejauh ini sulit bertemu, apalagi bekerja sama dengan Megawati karena persoalan politik masa lalu.

Konsep semacam ini sebenarnya mirip dengan pemikiran sosial Nicholas De Genova yang mengembangkan konsep yang disebut dengan Developmental Process Theories (DPT).

Ini adalah salah satu teori mengenai pemilihan pasangan. DPT menjelaskan bahwa pemilihan pasangan adalah suatu proses penyaringan dan penyisihan orang-orang yang dianggap tidak memenuhi syarat, akhirnya terpilih seseorang yang ideal di akhir seleksi.

Hmm, memang sulit sih mencari pasangan yang cocok untuk AHY selain Anies. Soalnya, Anies sangat mencolok dan menjadi sintesa dari harapan sebagian besar pihak yang resisten terhadap kekuasaan hari ini.

Btw, ada sih figur yang sebenarnya bisa jadi Plan B yang mirip dengan Anies, yaitu Nadiem Makarim. Bagi yang belum tahu, Nadiem ini adalah cucu dari Hamid Algardi.

Algadri adalah anggota menonjol Partai Arab Indonesia (PAI), sama seperti AR Baswedan, kakek dari Anies Baswedan. Dengan kata lain, jika ditarik ke Algadri, Nadiem sebenarnya adalah tokoh religious, sama halnya dengan Anies.

Selain itu, ada satu lagi poin plus Nadiem, yakni juga merupakan insan bisnis. Tentu kita tahu dong betapa besar dan berpengaruhnya Gojek. Konteks insan bisnis ini yang tidak dimiliki oleh Anies.

Nah, jika AHY menggandeng Nadiem, pasangan ini adalah paket lengkap. Nasionalis, religius, dan insan bisnis. Kalau Nadiem dimunculkan jadi Plan B, apakah bisa diterima nggak ya? Hehehe. (I76)


Ini Yang Terjadi Bila Persia Kalahkan Yunani
Exit mobile version