“Fanaticism comes from any form of chosen blindness accompanying the pursuit of a single dogma.” – John Berger, English Art Critic
PinterPolitik.com
Dalam perjalanan hidup seseorang pastilah perlu dukungan dari orang-orang yang dapat melihat kelebihan dibanding kekurangan. Hal ini berlaku untuk semua orang tak terkecuali tokoh publik, terutama yang pernah mengalami masa-masa kelam. Inilah yang menjadi cerminan hubungan Ahok dan para loyalisnya.
Setelah keluar dari penjara sekali, Ahok diprediksi tidak akan punya karier di pemerintahan karena rekam jejaknya bermasalah. Belum lagi ada banyak pihak yang tidak menyukai kehadiran beliau. Namun kesabaran Ahok pun berbuah manis karena rekan-rekan lamanya memberi kesempatan kedua bagi Ahok untuk menjajal kemampuan di tempat lain.
BUMN, bidang baru Ahok merupakan instansi kompleks yang menyimpan beribu masalah yang tentunya membutuhkan orang dengan integritas tinggi seperti Ahok untuk membereskannya. Pendukung Ahok pun bersorak-sorai mendengar junjungannya akan ditempatkan Menteri BUMN Erick Thohir di perusahaan pelat merah, dalam instansi sekelas Pertamina pula.
Setelah resmi jadi Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Ahok pun digadang-gadang akan memberantas mafia migas yang telah lama bercokol di di Pertimina. Sayangnya, para pendukung yang gak sabaran ini harus menunggu karena tugas pertama Ahok bukan memberantas mafia melainkan membebaskan Indonesia dari ketergantungan impor minyak dan gas.
Menurunnya persediaan bahan bakar fosil membuat Indonesia harus impor dari luar, yang justru menguras subsidi. Nah inilah mengapa penting bagi Indonesia untuk terlepas dari ketergantungan akan bahan bakar fosil seperti minyak dan gas. Hal ini bisa diatasi dengan bergesar kepada energi baru terbarukan (EBT) yang selain berfungsi sebagai alternatif yang ekonomis, EBT juga dapat mengurangi dampak negatif industri bahan bakar fosil terhadap lingkungan.
Inilah yang memang harus disoroti, bukan adegan marah-marah dengan para mafia yang sudah lama dinantikan para pemirsa terutama loyalis fanatik Ahok yang sudah siap dengan sorakannya. Lagian, memberantas mafia migas itu bukan pekerjaan yang mudah.
Tentu Ahok dinilai sebagai tokoh yang bersih, tapi beda lapak tentu beda kompleksitas. Ahok sendiri sekarang sudah lebih tenang karena takut salah ngomong. Ini pun harusnya dicontoh oleh loyalisnya, tenang dan fokus ke kerjaan masing-masing, gak perlu lah bikin gaduh lagi. (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.