“Jadi Pak Wapres kita memang tidak paham benar soal industri musik. Harusnya sebelum kasih statement, diskusi dulu sama saya sebagai orang yang sangat paham industri musik”. – Ahmad Dhani, Musisi dan Politikus Partai Gerindra
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mungkin jadi salah satu tokoh di pemerintahan yang paling banyak disorot, bukan karena kebijakan-kebijakannya, namun karena perannya yang jarang terekspos.
Bukannya gimana-gimana ya, di kalangan milenial pengguna sosmed, Pak Ma’ruf sampai mendapatkan julukan AFK alias away from keyboard. Istilah ini sering diberikan pada pemain di game online yang karena alasan yang mendesak terpaksa harus meninggalkan permaianan.
Nah, selain karena soal AFK tersebut, yang terbaru Ma’ruf Amin dikritik oleh musisi sekaligus politisi Partai Gerindra Ahmad Dhani. Ini terkait pernyataan Ma’ruf yang berharap agar budaya K-Pop dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia.
Ma’ruf menyampaikan hal tersebut ketika memberikan sambutan dalam peringatan 100 tahun kedatangan warga Korea di Indonesia.
Ahmad Dhani secara “tajam” menyebut Ma’ruf tak paham soal industri musik dan memberikan pernyataan yang demikian tanpa diskusi dulu sama “saya” sebagai orang yang paham industri musik. Hmm, jadi Pak Ma’ruf kudu kursus dulu sama Bang Dhani nih maksudnya soal permusikan ini? Uppps.
Tapi sebenarnya kalau diperhatikan, nggak ada yang salah loh dari kata-katanya Ma’ruf. K-Pop dengan grup seperti BTS dan BlackPink kini tengah menjadi demam di seluruh dunia dan tengah digandrungi oleh anak-anak muda. Jadi, memang Indonesia bisa mengambil pelajaran dari konteks ekspansi musik tersebut.
Namun, apa yang dibilang oleh Dhani juga 100 persen benar. Soalnya, kalau bicara industri musik di Indonesia, kacaunya minta ampun. Bahkan, perlindungan terhadap karya-karya musisi juga masih sangat kurang. RUU Permusikan hingga kini juga belum jelas kelanjutannya.
Selain itu, di negara seperti Korsel, pemerintahnya emang nyiapin dana yang besar loh untuk promosi karya-karya musisinya dan mendukung ekspansi mereka ke seluruh dunia. Apalagi kalau dari sisi talentanya, Indonesia sebenarnya nggak kalah jika dibandingkan dengan musisi-musisi di Korsel.
Dengan kata lain, benar adanya bahwa tak mampunya produk musik Indonesia untuk go international bukan karena minimnya kreativitas seperti yang dibilang oleh Ma’ruf, tetapi juga karena dukungan yang minim dari pemerintah.
Hmm, padahal udah ada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif loh yang dipimpin oleh orang yang seharusnya paham tentang industri ini: Wishnutama Kusubandio – orang yang telah malang melintang di industri hiburan.
Jadi jleb gitu nggak sih buat Pak Wapres Ma’ruf Amin? Uppps. Yang jelas, ini memang menunjukkan bahwa kita sering kali melihat milik orang lain lebih bagus dari milik kita tanpa mencari tahu bagaimana cara memperbaiki milik kita.
Ibaratnya kayak rumput di halaman tetangga selalu terlihat lebih hijau, namun kita nggak pernah cari cara buat bikin rumput kita sendiri kayak mereka. Hmm. (S13)