“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and Biologist
PinterPolitik.com
Senioritas sepertinya sudah mengakar kuat di Indonesia, tak peduli umur maupun bidang profesi. Bahkan dalam kontestasi politik sekalipun senioritas masih berlaku. Namun jangan diartikan senioritas itu sepenuhnya buruk.
Coba deh tengok drama pencalonan Ketum Golkar antara Airlangga dan Bamsoet yang cukup menyita perhatian media. Bamsoet yang awalnya malu-malu kucing bilang ga mau maju lama-lama makin kenceng melaju jadi Ketum.
Akhirnya pencalonan Bamsoet ini gak berlanjut. Loh kok bisa begitu?
Kalau merujuk pada tulisan Koran Tempo, Istana disebut-sebut ikut punya andil dalam hal itu. Dalam tulisan tersebut, Bamsoet mundur menyatakan mundur di depan tokoh senior Golkar yaitu Aburizal Bakrie dan Luhut Binsar Pandjaitan.
Selain itu, masih merujuk pada tulisan yang sama, politikus Golkar Ahmadi Noor Supit menyebut kalau mundurnya Bamsoet itu terjadi setelah bertemu dengan utusan Istana. Lalu, Bamsoet dan Airlangga menemui Luhut di kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi.
Nah, dari sini bisa terlihat kalau Pak Luhut diduga punya peran dalam mundurnya Bamsoet. Kehadiran Luhut buat beberapa orang dilihat sebagai perpanjangan tangan dari Jokowi untuk menstabilkan partai yang hampir terpecah.
Memang sih, Luhut kemudian menepis tudingan kalau Istana ikut campur dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar. Menurutnya, dia cuma hadir menonton dan sedikit memberi ‘nasehat’ Bamsoet. Kira-kira nasehat seperti apa yang diberikan Luhut sampai Bamsoet akhirnya mundur?
Terlepas dari itu, kalau rangkaian kejadian di atas itu benar, sulit untuk tidak melihat kalau Pak Luhut ini punya pengaruh besar di internal Golkar. Sekali lagi, kalau rangkaian kejadian itu benar, kekuatan Pak Luhut mungkin masih lebih besar ketimbang Bamsoet.
Apapun itu, sekarang Golkar mungkin sudah lebih menurun tensinya. Pertanyaan soal intervensi Istana dan Pak Luhut, mungkin waktu yang akan menjawabnya. Yang jelas kita tunggu aja, apakah tensi yang sudah rendah ini akan bertahan lama atau enggak. (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.