“These people control the rain, these people be diggin’ bunkers up” – Kodak Black, penyanyi rap asal Amerika Serikat (AS)
Bisa dibilang kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Indonesia baru-baru ini telah menimbulkan “ledakan” politis yang cukup dahsyat. Gimana nggak? Sejak momen kepulangan itu, kerumunan massa tetap terjadi ke mana pun HRS pergi.
Saat penjemputan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, kerumunan massa terjadi – sampai jalan tol pun macet total. Selain di Tangerang, kepadatan massa juga sempat terjadi Puncak, Bogor, Jawa Barat lho.
Namun, siapa sangka ada sesuatu di baliknya? Kabarnya nih, ada sosok misterius di balik kepulangan HRS ini lho. Kalau kata Ferdinand Hutahaean, terdapat sosok yang disebut-sebut sebagai Chaplin yang memiliki kontribusi besar di baliknya.
Hmm, siapa ya kira-kira sosok Chaplin ini? Denger-denger, sosok ini disebut-sebut mirip dengan mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK). Kataya sih, itu jadi bagian dari strategi untuk memenangkan Pilpres 2024 untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Asumsi seperti ini diungkapkan oleh sejumlah pengamat politik, seperti Ujang Komarudin dan Dedi Kurnia Syah. Dengan dukungan finansial dan pemikiran JK, serta dukungan massa dari HRS, Anies bisa saja menjadi aktor yang dominan di tahun 2024 mendatang.
Wah, bila benar Pak JK ada di balik kepulangan HRS, apa mungkin yang dibilang Pak Ferdinand ini sejalan ya? Soalnya, nasib si Chaplin sebenarnya hampir mirip-mirip lho.
Kalau di film The Tramp (1915), karakter Charlie Chaplin ini kerap menjadi korban akan situasi dan kondisi. Meski begitu, Chaplin tetap dapat berakhir dengan sukses dengan harapan dan pelajaran yang dimilikinya.
Kalau dalam kasus Pak JK nih, pengaruh politik bisa jadi tidak sekuat dulu setelah tidak lagi menjadi Wapres. Meski begitu, Pak JK kini bisa bebas mengkritik pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) lho.
Tapi nih, semua itu belum tentu benar kok. Pasalnya, Pak JK sendiri udah menampik kok adanya keterlibatan beliau di balik kepulangan HRS. Pernyataan yang senada juga udah disampaikan oleh Front Pembela Islam (FPI) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Ya, pertarungan politik di tahun 2024 nanti pun juga masih jauh. Terlepas dari benar atau tidaknya peran ala Chaplin tersebut, bukan nggak mungkin dinamika politik Indonesia akan banyak berubah dalam waktu ke depan. Mari kita amati sajalah. (A43)