Site icon PinterPolitik.com

Ada Apa Nasdem dan Djoko Tjandra?

Ada Apa Nasdem dan Djoko Tjandra

Andi Irfan Jaya saat ditahan (Foto: istimewa)

“Secara organisasi, di Partai Nasdem itu, ketika orang atau kader, pengurus yang terlibat, tersangkut dalam tindak pidana, secara otomatis KTA keanggotaannya dicabut, atau diberhentikan secara otomatis itu menjadi standar baku di partai”. – Ahmad Ali, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem


PinterPolitik.com

Kasus Djoko Tjandra emang udah jadi semacam trendsetter pemberitaan nasional dalam beberapa bulan terakhir. Bukannya gimana-gimana ya, kisah doi ini udah kayak cerita legenda. Setelah bertahun-tahun menghilang, akhirnya dapat ditangkap juga oleh aparat penegak hukum.

Namun, ibaratnya sinetron yang memainkan emosi para penontonnya, kasus ini ternyata sangat banyak dramanya. Mulai dari keterlibatan petinggi kepolisian di dalamnya, hingga adanya Jaksa Pinangki Sirna Malasari yang ikut terjerat. Mulai dari pengacara Djoko Tjandra yang disebut ikut terlibat dalam kasus ini, hingga keterlibatan politisi Partai Nasdem Andi Irfan Jaya yang disebut menjadi perantara uang suap.

Duh, ini ibaratnya kayak nonton serial The Flash yang isinya mengaduk-aduk emosi serta rasa penasaran para penontonnya, apalagi konfliknya suka nggak ketebak. Buat yang penasaran, coba aja nonton. Apalagi buat kalian para penggemar serial superhero gitu.

Nah, seperti itulah kira-kira gambaran kasusnya Djoko Tjandra ini. Menariknya, dengan adanya pertalian dengan Partai Nasdem, publik mulai banyak yang berspekulasi nih soal hal ini. Walaupun Nasdem sendiri bilang bahwa apa yang dilakukan oleh Andi Irfan Jaya adalah persoalan personal, tapi embel-embel doi sebagai kader partai kan bikin kasus ini jadi makin menyimpan tanda tanya besar.

Banyak juga loh di media sosial orang-orang pada nulis soal konteks posisi politik di jabatan tertentu yang dianggap mempengaruhi kasus hukum. Misalnya, posisi Jaksa Agung ST Burhanuddin saat ini kan dianggap cenderung dekat dengan PDIP karena merupakan saudara dari politisi partai banteng itu, TB Hasanuddin.

Sementara Nasdem dulu sempat punya pertalian dengan Jaksa Agung sebelumnya, yakni HM Prestyo, yang sempat menjadi kader partai yang dipimpin oleh Surya Paloh tersebut. Makanya jangan heran kalau saat ini publik malah melihat kasus yang menjerat Andi Irfan ini dalam bingkai yang lebih besar terkait posisi politik tersebut.

Intinya, emang tak bisa dipungkiri bahwa fakta ada kader Nasdem yang terkait kasus Djoko Tjandra membuat spekulasi liar menjadi tidak terbendung. Yang jelas, jika ingin terbebas dari narasi politik yang tersebar di masyarakat, mungkin Nasdem harus mulai menertibkan kader-kadernya.

Nasdem harus belajar dari pengalaman beberapa parpol, misalnya Demokrat dan PPP, bahwa mulai munculnya kasus korupsi bisa jadi ancaman bagi suara partai di kemudian hari. Menarik nih untuk ditunggu langkah apa yang akan dilakukan Nasdem ke depannya. (S13)

Exit mobile version