“Ada Setneg, Seskab, tapi dibilang pertemuan ini tidak ada.”~ Sudirman Said
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]adang manusia hidup seperti kacang yang lupa sama kulitnya. Janganlah kalian sesekali memperlakukan orang lain dengan prinsip habis manis sepah dibuang. Bayangkan jika kalian ada di posisi yang terlupakan itu. Sehabis membantu orang, merangkul sahabat, memberi kesempatan, tapi akhirnya mengecewakan. Sakit bukan?
Mungkin saat ini Pakde sedang mengalami rasa sakit yang cukup menyayat hati. Sebab, mantan anak buahnya yang bernama Sudirman Said membeberkan sebuah kisah yang tidak begitu jelas faktanya tentang pertemuan dengan petinggi Freeport.
Jika menjadi Pakde, mungkin saya akan katakan padanya begini:
“Kamu tidak Ingat dulu sudah saya berikan apa? Kamu lupa kasih sayang dan cerita manja-manja kita? Huft sudah lah! Sungguh terlalu!”
Eh tapi sebentar deh, sepertinya tidak elok rasanya kalau kita membahas dan memvonis seseorang dari satu sisi saja. Mungkin ini bisa jadi salah Pakde, andai saja dulu Sudirman tidak dilengserkan dari posisi menteri, pasti kasus seperti ini tidak akan terjadi.
Di luar itu, sebenarnya kasus yang sedang menimpa Pakde ini mirip sekali dengan cerita Edward Snowden yang membocorkan rahasia intelijen Amerika Serikat (AS). Doi kan disebut-sebut sebagai pengkhianat pemerintah AS dan malah diberikan suaka oleh Rusia yang jadi musuh abadi negeri Paman Sam itu. Ahahaha.
Tapi mau gimana lagi, yang pasti penyesalan mengganti sang menteri tidak lagi penting dan sang pewarta isu pun harus banyak belajar soal etika bisnis lagi. “Janganlah engkau mengkhianati mantan bosmu, meskipun sekarang kau sudah tidak lagi bersamanya”. Ingatlah dulu kebaikan yang telah diberinya.
Semoga Sudirman cepat bertobat ya dan Pakde beserta anak buahnya cepat memaafkannya juga. Kalau terus berlarut-larut kan tidak enak sama rakyat, masa dulunya bersahabat sekarang main tuduh-tuduhan. Apalagi doi kan dekat sama Pak Wapres, kan bikin orang jadi bertanya-tanya. Jangan-jangan makin jelas main dua kakinya nih?
Awas loh kayak yang sudah-sudah, si penuduh dan yang dituduh bisa berakhir di kantor KPK. Apalagi ini masalah tambang. Ahahaha, emang mau nasibnya jadi kayak Papah yang gagal minta saham? (G42)