“Adalah ambisiku untuk mengatakan dalam sepuluh kalimat apa yang orang lain tulis dalam satu buku.”
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]ata “sontoloyo” adalah sebuah umpatan yang cenderung kasar, baik itu disampaikan dengan gaya pengucapan yang santai maupun keras. Mungkin lebih baik Jokowi jangan menggunakan kata itu bila kesal dengan kubu oposisi, alangkah eloknya jika Jokowi bilang seperti ini:
“Woi rakyat sekalian! Kalian jangan percaya dengan beberapa gossip yang beredar tentang rezim saya! Hati-hati, sekarang ini banyak sekali politisi yang “cengceremen” asal ngomong enggak berdasarkan data. Sekalinya ada data juga datanya enggak valid.”
Begitu gengs, gimana menurut kalian? Apa ada saran lain lagi untuk Jokowi mengumpat lawan politiknya?
Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menanggapi pernyataan Presiden Jokowi melalui akun Twitternya dan menyebut katakata “politisi sontoloyo” yang diucapkan Jokowi saat membagikan sertifikat tanah sangatlah tidak pantas diungkapkan.
Menurut saya: Sontoloyo dgn gaya pengucapan seperti apapun adl umpatan. Kasar! Apalagi keluar dr seorang pemimpin diruang publik. Di ruang privat utk marahin anak buah, silahkan saja. Pemimpin akan ditiru! Jadi jgn salahkan jika sejak hari ini akan banyak yg mengumpat Sontoloyo. pic.twitter.com/fjZkTD7bpX
— JANSEN SITINDAON (@jansen_jsp) October 24, 2018
Menurutnya Jansen, pernyataan itu kasar. Apalagi keluar dari mulut seorang pemimpin negara dan dilakukan di ruang publik. Jansen juga mengingatkan kepada Jokowi bahwa pemimpin merupakan panutan rakyatnya. Jika kini Jokowi mengumpat “sontoloyo”, maka bukan tidak mungkin rakyat akan mengikuti dan saling mengumpat satu sama lain.
Aduh bener juga sih gengs, seharusnya nih yang disalahkan itu bukan Jokowinya, tapi yang disalahkan adalah yang mempublikasikannya! Kenapa bisa gitu? Bisa coy! Share on XCoba deh kalian perhatikan kembali siaran-siaran di televisi terkait pengunaaan kata-kata kasar dan pakaian yang tidak senonoh. Pasti deh kalian akan mendengar bunyi “tiiit” di saat para pemeran itu ngomong gini:
“Dasar kamu Anjtiiit, bangstiiit atau tatiiit”.
Nah, seharusnya kan para pimpinan media ikut menyertakan bunyi “tiiit alias sensor itu di ceramahnya Jokowi. Jadi kan kalau anak-anak atau ABG yang dengar enggak ikut-ikut apa yang dikatakan Jokowi! Betul apa betul?
Okelah ya, jadi kalian ngerti kan kalau Jokowi itu enggak salah, tapi yang salah itu medianya kenapa enggak ngasih sensor di pidatonya Jokowi! Kalau kalian setuju dengan ungkapan eyke, lantas jangan bikin demo di depan gedung KPAI ya gengs. Soalnya kan eyke bercanda ehehehe. (G35)