“Manusia yang bodoh adalah manusia yang terperangkap diperangkapnya sendiri.”
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]enar kan gengs apa yang pernah eyke prediksi soal tantangan tes baca Alquran yang diajukan Dewan Ikatan Dai Aceh kepada para calon presiden dan calon wakil presiden. Jadi waktu isu ini baru-baru beredar, eyke bilang seperti ini:
“Enggak aneh lah kalau Ma’ruf dan Jokowi menerima tantangan itu. Terus buat kubu Prabowo, mungkin Sandiaga Salahuddin Uno bisa saja bilang ‘oke bersedia’. Tetapi, kalau untuk Prabowo, enggak tahu deh tuh. Karena itu, paling Sandi juga bakal pakai alasan lain untuk ngelak biar Prabowo nggak ditanya. Wkwkwk”.
Nah, sekarang sudah kejawabkan gengs bahwa Sandi emang sudah mengaku bersedia kepada awak wartawan soal tes baca Alquran itu. Tetapi, sayang gengs jawabannya Sandi masih tetap mengambang. Doi bilang begini:
“Kami sudah sampaikan kemarin, bahwa apapun keputusan KPU kami ikuti saja dan tidak menjadi masalah buat saya”.
Uppss, kalau enggak ada putusan KPU berarti enggak mau dong? Wkwkwk.
Selain itu Sandi malah mengungkapkan bahwa pihaknya banyak menerima informasi bahwa saat ini masih banyak isu politik identitas yang dimainkan.
Hmmm, jadi menurut Sandi soal tantangan jadi imam solat Magrib dan tes baca Alquran itu sebagai bentuk permainan politik identitas gitu? Duh jadi secara enggak langsung doi setuju dong sama apa yang diungkapkan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natali yang bilang gini:
“Seharusnya konteks keagamaan tidak terlalu bercampur dalam dinamika perpolitikan nasional, salah satu contohnya adalah perda agama”.
Hayo gengs, jadi gimana nih menurut kalian? Wkwkwkwk, Sandi sama saja dengan Grace atau sama dengan politisi lain yang mulutnya kurang bisa dipercaya? Kenapa PSI nggak dukung Sandi aja ya? Ahahaha. Share on X
Intinya gengs, bagi Sandi pihaknya hanya ingin bicara soal cara mengentaskan segala permasalahan ekonomi yang semakin menghimpit rakyat.
Isu ekonomi bagi Sandi di atas segalanya. Buktinya dirinya mengaku akan lebih meluangkan waktu untuk mendiskusikan persoalan ekonomi atau bagaimana negeri yang kaya raya ini memanfaatkan SDM dengan baik, dan bisa lebih fokus pada apa yang menjadi prioritas dibanding harus berbicara masalah agama. Uppss, ngeri cuy! Wkwkwk. (G35)