HomeBelajar PolitikRocky Gerung Jadi Panutan Maldini

Rocky Gerung Jadi Panutan Maldini

Kecil Besar

“PAN juga sama, kami tidak hanya pendukung Prabowo-Sandi, tetapi yang jauh lebih penting adalah cita-cita adil dan makmur. Kalau Prabowo-Sandi menang, kami sama seperti Bung Rocky, 12 menit dilantik langsung mulai mengingatkan Pak Prabowo dan Pak Sandi akan janji-janji kampanyenya”. ~ Faldo Maldini


PinterPolitik.com

[dropcap]I[/dropcap]im sedang duduk di balkon rumahnya sambil menyeruput segelas kopi. Tepat di sebelahnya, duduk Joy sahabatnya yang seperti biasa lagi baca-baca berita politik.

Iim: “Lagi, lagi dan lagi, dinding telinga bagian dalam gua dibuatnya gatal. Entah karena gua yang alergi sama politisi atau memang karena politisi saja yang buat gua jadi alergi gini?”

Joy: “Kenapa lagi sih Im? Kayaknya setiap hari gua nongkrong sama lu, cuma dapet keluhan doang deh. Emangnya lu pikir gua call center 24 jam apa yang harus dengerin komplainan enggak jelas terus.”

Iim: “Iya nih Joy, biasalah para politisi, kerjaannya pencitraan terus. Contohnya nih seperti PAN yang sudah enggak mau patungan dana kampanye menangin Prabowo. Sekarang malah ngancam-ngancam mau kritik Prabowo kalau menang di Pilpres 2019.”

Joy: “Yailah, biasa itu mah. Mereka lagi nyari simpati rakyat, kan lu tahu sendiri tahun ini ada Pileg juga. Jadi siapa tahu kan PAN misalnya melalui kadernya Faldo Maldini, bicara seperti itu untuk mancing pemilih.”

Iim: “Tumben cerdas lu Joy, baru dapat potongan pajak ya dari Jokowi, sehingga otak lu encer begini? Wkwkwk.

Joy: “Sembarangan lu kamvret.” Share on X

Iim: “Jadi intinya PAN ngomong gitu enggak serius ya? Atau gimana nih menurut lu?”

Joy: “Kalau menurut gua sih PAN ngomng gitu serius bakalan kritisi Prabowo. Tapi…”

Baca juga :  IHSG Down, 9 Naga to the Rescue?

Iim: “Tapi apaan? Tapi bohong? Kebiasaan deh bercanda terus, orang lagi serius nanya juga.”

Joy: “Tapi ada dua kemungkinan nih Im soal kritiknya PAN ke Prabowo. Yang pertama kritik bercanda yang receh, dan yang kedua kritikannya serius dan mendalam.”

Iim: “Maksudnya?”

Joy: “Maksudnya kalau kritikan PAN di 12 menit pertama  setelah Prabowo dilantik itu terkesan bercanda-canda dan receh, berarti PAN sudah puas dikasih banyak jatah menteri. Tapi, kalau PAN kritiknnya beneran tajam dan mendalam, berarti PAN cuman dapat ampasan dan nggak ngedapetin apa yang mereka mau, serasa permen isi angin doang. Wkwkwk.

Iim: “Lah, iya bener juga. Kalau semisal PAN sudah dapat yang enak-enak, masa masih mau kritik kawan sendiri? Wkwkwk.

Joy: “Ya intinya kita lihat saja nanti, semoga saja PAN tidak seperti apa yang sedang kita bicarakan Im. Terus juga semoga saja walaupun PAN dapat yang enak ataupun yang enggak enak, mereka tetap kritik Prbaowo. Jangan sampai nantinya mereka kritik Prabowo bukan 12 menit setelah dilantik, tapi malah 12 menit sebelum masa jabatahnya habis. Ahahay.” (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Titiek Puspa: ‘Pinnacle’ Nyanyian Soeharto?

Penyanyi legendaris, Titiek Puspa, yang meninggal dunia pada Kamis (10/3) kemarin kerap disebut "penyanyi Istana." Mengapa demikian?

PHK Indonesia, Waspada Sindrom Katak Rebus? 

Bahaya PHK masih terus mengancam Indonesia. Bagaimana kita bisa mengambil pelajaran besar dari permasalahan ini? 

The Tale of Budi Gunawan

Kehadiran Budi Gunawan dalam pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu lingkar elite yang berpengaruh.

How About Dasco’s Destiny?

Peran, manuver, serta konstruksi reputasi Sufmi Dasco Ahmad kian hari seolah kian membuatnya tampak begitu kuat secara politik. Lalu, mengapa itu bisa terjadi? Serta bagaimana peran Dasco dalam memengaruhi dinamika politik-pemerintahan dalam beberapa waktu ke depan?

Prabowo & Trump Alami “Warisan” yang Sama?

Kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) jadi sorotan dunia. Mungkinkah ada intrik mendalam yang akhirnya membuat AS terpaksa ambil langkah ini?

Didit The Peace Ambassador?

Safari putra Presiden Prabowo Subianto, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit, ke tiga presiden RI terdahulu sangat menarik dalam dinamika politik terkini. Terlebih, dalam konteks yang akan sangat menentukan relasi Presiden Prabowo, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...