HomeBelajar PolitikRocky Gerung dan Penggelapan Pers

Rocky Gerung dan Penggelapan Pers

“Jangan paksakan dirimu berbicara tentang cinta kalau kau tak mau ditertawakan oleh sejarah.”


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]engamat politik, Rocky Gerung menyebut media-media yang tidak mau memberitakan Reuni 212 telah melakukan pemalsuan sejarah dan penggelapan pers Indonesia. Pernyataan Rocky disampaikan saat menjadi pembicara di Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One.

Kata Rocky, bayangkan misalnya TV One pada waktu itu gensetnya mati, listriknya korslet,  maka tidak ada yang memberitakan peristiwa sejarah itu. Jadi, kalau pers nasional tidak memberitakan, itu artinya mereka memalsukan sejarah.

Duh aduh, gimana nih, apa kalian sepakat dengan perkataannya Profesor Rocky? Kalau eyke sih malah bingung sama pernyataannya. Masa sih Rocky bisa lupa dan sampai ketakutan kalau media sebesar TV One tidak punya memori kamera atau baterai cadangan dan genset cadangan untuk mengabadikan Reuni 212? Terus juga masa sih Rocky lupa kalau Youtube sampai hari ini masih bisa menayangkan berita? Ahahaha, jadi kayak lebay banget gitu apa yang dibilang Rocky bahwa media berusaha menggelapkan sejarah.

Bagi Rocky, peristiwa Reuni 212 adalah peristiwa besar dalam sejarah Indonesia. Terlepas dari apapun motif dan sensasinya, peristiwa Reuni 212, yang semula pada tahun 2016, adalah sebuah momen. Sekarang ini malah sudah berubah menjadi monumen. Jutaan orang bisa berkumpul secara damai.

Lalu, menurutnya bagaimana mungkin sebagian orang ada yang berpandangan, untuk apa ada Reuni 212 karena masalah Ahok sudah selesai. Rocky mengambil perumpamaan dengan peringatan 17 Agustus. Bukankah peristiwa Proklamasi itu sudah selesai pada tahun 1945?

Rocky juga menyebut bahwa Reuni 212 adalah penanda kapal rezim ini sudah oleng dan sebentar lagi akan tenggelam. Baginya, peristiwa di Monas itu adalah the beginning of the end. Ahahaha, ngeri emang Rocky, kalau sudah bicara, analoginya selalu fenomenal dan pilihan kataya itu sangat tajam, juga irisannya sangat menyakitkan.

Baca juga :  Hype Besar Kabinet Prabowo

Tetapi gengs, sangat disayangkan Rocky bisa sampai lupa bahwasannya masyarakat Indonesia  semua sudah tahu tanggal 2 bulan Desember dari tahun 2016 sampai dengan 2018 ini memang selalu rutin terselenggara serangkaian perkumpulan dari kelompok yang menganggap dirinya pembela agama di Monas.

Apa mungkin Rocky tidak sadar kalau dirinya sedang memaksakan kehendak kepada media bahkan pada masyarakat untuk mengolah dan mengkonsumsi berita yang sebenarnya minim dengan nilai? Gimana nih kalau menurut kalian gengs? Share on X (G35)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...