HomeBelajar PolitikRizal Ramli Lupa Hakekat Media

Rizal Ramli Lupa Hakekat Media

“Islam berarti damai. Muslim berarti seseorang yang berserah kepada Tuhan. Tapi mereka membuat kita terlihat seperti pembenci dan pemaki.”


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]epak terjang media mainstream Indonesia saat ini mendapat banyak sorotan dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah ekonom senior Rizal Ramli yang mengatakan, saat ini terjadi tantangan yang hebat bagi dunia pers Indonesia di tengah ketidakpercayaan publik.

Bagi Rizal, pers Indonesia harus kembali menjadi pers perjuangan. Hmmm, perjuangan yang seperti apa ya maksudnya? Jangan bilang perjuangan di jalur Prabowo-Sandi gengs! Soalnya, belakangan ini media dianggap terlalu berkiblat kepada kubu Jokowi. Ahahahay, bisa saja ya abang kita yang satu ini.

Kata Rizal, jika media mainstream tidak kembali pada porosnya yang netral dan kritis kepada siapa saja, maka mereka akan ditinggalkan. Hmm, bentar bang, ini yang mau ninggalin siapa ya? Kubu Prabowo-Sandi maksudnya? Alah, bisa aja sih bang ancamannya. Wkwkwk.

Rizal juga sempat bilang, saat ini, media mainstream tidak menunjukkan sikap keberpihakan yang jelas kepada kepentingan rakyat banyak. Justru mereka seakan hanya menjadi corong dari penguasa saat ini.

Weits, berarti media mainstream sudah di posisi yang tepat dong bang? Kok bisa? Ya bisa lah, kan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin lebih dominan dibandingkan dengan elektabilitasnya Prabowo-Sandi. Jadi media sudah berpihak pada kepentingan rakyat banyak dong yang mayoritas mendukung Jokowi? Ea ea ea.

Jadi gini omongan Rizal soal media : Share on X

“Hari ini pers kita terutama yang mainstream betul-betul hanya mewakili suara resmi. Sementara suara yang tidak resmi, suara mayoritas, suara yang tertinggal, jarang nongol di berita-berita utama media mainstream kita”.

Gimana nih menurut kalian? Mau sepakat sama eyke atau sama Rizal nih yang katanya media harus berputar arah? Kalau menrut eyke sih daripada kalian sepakat sama eyke atau Rizal, mending kalian sepakat sama ungkapannya Thomas Jefferson nih:

Baca juga :  Prabowo dan Hegemoni Rasa Takut

“Jika saya diberi kesempatan untuk menentukan apakah kita harus memiliki pemerintahan tanpa media atau media tanpa pemerintahan, aku tidak akan ragu untuk memilih pilihan yang terakhir.” (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...