HomeBelajar PolitikPresiden Setuju Dibentuk Dewan Kerukunan Nasional

Presiden Setuju Dibentuk Dewan Kerukunan Nasional

Kecil Besar

Wiranto mengemukakan, akan dibentuk Dewan Kerukunan Nasional, tapi bukan berarti untuk menghidupkan kembali KKR. Dengan cara lain kita menghidupkan falsafah bangsa kita sendiri, menyelesaikan perkara dengan cara musyawarah dan mufakat.


pinterpolitik.comKamis, 5 Januari 2017.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo setuju dibentuk Dewan Kerukunan Nasional sebagai bagian dari usaha untuk mengganti posisi Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR), yang dulu tidak disetujui oleh Mahkamah Konstitusi.

Hal itu dikemukakan Menko Polhukam Wiranto kepada wartawan seusai Sidang Kabinet Parpurna di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (4/1/2017) siang.

Wiranto mengemukakan, akan dibentuk Dewan Kerukunan Nasional, tapi bukan berarti untuk menghidupkan kembali KKR. Dengan cara lain kita menghidupkan falsafah bangsa kita sendiri, menyelesaikan perkara dengan cara musyawarah dan mufakat.

Pada kesempatan yang sama, Wiranto mengatakan, pemerintah mengkhawatirkan perkembangan komunikasi di media sosial yang diisi berita-berita tendensius, fitnah, bohong, menyesatkan, menanamkan kebencian, atau ujaran-ujaran kebencian.

“Itu sekarang cukup merebak. Memang kebebasan boleh. Negeri ini memang memberikan suatu kebebasan. Kebebasan adalah hak dalam demokrasi. Tapi, kewajiban untuk menaati hukum juga merupakan kewajiban yang harus ditaati,” kata Menko Polhukam, seperti dikutip dari laman Setkab.

Ia mengingatkan, media sosial tidak boleh digunakan untuk hal-hal negatif. Saat ini kondisinya sudah terlalu parah, baik yang menyerang pribadi, kelompok masyarakat lainnya, maupun kebijakan negara.

Oleh karena itu, lanjut Wiranto, sudah ada rencana untuk melakukan langkah represif, terutama preventif, agar kebebasan media terutama media sosial, dapat diatur dengan baik serta dilaksanakan secara etis, bermartabat, dan tidak merugikan kepentingan nasional.

Dikatakan, yang sudah keterlaluan, jelas-jelas melanggar hukum, akan ditindak secara tegas. Polisi atau aparat penegak hukum sudah diinstruksikan untuk melakukan langkah-langkah tegas tanpa kompromi. (E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

PHK Indonesia, Waspada Sindrom Katak Rebus? 

Bahaya PHK masih terus mengancam Indonesia. Bagaimana kita bisa mengambil pelajaran besar dari permasalahan ini? 

The Tale of Budi Gunawan

Kehadiran Budi Gunawan dalam pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu lingkar elite yang berpengaruh.

How About Dasco’s Destiny?

Peran, manuver, serta konstruksi reputasi Sufmi Dasco Ahmad kian hari seolah kian membuatnya tampak begitu kuat secara politik. Lalu, mengapa itu bisa terjadi? Serta bagaimana peran Dasco dalam memengaruhi dinamika politik-pemerintahan dalam beberapa waktu ke depan?

Prabowo & Trump Alami “Warisan” yang Sama?

Kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) jadi sorotan dunia. Mungkinkah ada intrik mendalam yang akhirnya membuat AS terpaksa ambil langkah ini?

Didit The Peace Ambassador?

Safari putra Presiden Prabowo Subianto, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit, ke tiga presiden RI terdahulu sangat menarik dalam dinamika politik terkini. Terlebih, dalam konteks yang akan sangat menentukan relasi Presiden Prabowo, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...