HomeBelajar PolitikPresiden Minta Subsidi Energi Betul-betul Tepat Sasaran

Presiden Minta Subsidi Energi Betul-betul Tepat Sasaran

Presiden RI, Joko Widodo meminta penerima subsidi energi ini dapat diintegrasikan dengan program penanggulangan kemiskinan, terutama dengan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).


pinterpolitik.comSabtu, 14 Januari 2017.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta agar subsidi energi untuk masyarakat tidak mampu betul-betul tepat sasaran. Pada 2017 ini, pemerintah mengalokasikan subsidi bahan bakar minyak dan LPG (gas) 3 kilogram sebanyak Rp 32,3 triliun dan subsidi listrik Rp 45 triliun.

Subsidi-subsidi itu hendaknya benar-benar untuk masyarakat yang tidak mampu. Demikian dikemukakan Presiden saat memberikan pengantar pada rapat terbatas tentang Integrasi Penyaluran Subsidi Energi dengan Program Kartu Keluarga Sejahtera, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (13/1/2017) siang.

Presiden mengemukakan, selama ini penerima subsidi listrik 900 VA ternyata tidak betul-betul rumah tangga yang tidak mampu. Oleh karena itu, secara bertahap pemerintah melakukan penajaman kembali sasaran agar subsidi listrik betul-betul diterima oleh masyarakat yang tidak mampu.

Menurut Presiden Jokowi, berdasarkan informasi yang diterimanya lebih dari 65 persen subsidi energi dalam bentuk LPG 3 kg dinikmati oleh rumah tangga yang sebetulnya tidak layak untuk menerimanya.

Untuk itu, Presiden meminta penerima subsidi energi ini dapat diintegrasikan dengan program penanggulangan kemiskinan, terutama dengan program Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

“Supaya lebih terarah, lebih tepat sasaran, dan diterima oleh rakyat yang miskin, rentan miskin, usaha kecil, usaha mikro yang memang berhak menerima subsidi,” kata Presiden Jokowi, seperti dikutip dari laman Setkab.

Penjelasan Dirut PLN
Sementara itu, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basyir mengakui subsidi energi dalam bentuk subsidi tarif untuk pelanggan listrik 900 watt ke bawah, salah sasaran.

“Anda lihat, yang miskin (pelanggan) 450 watt ini kan 23 juta orang, Rp 21 triliun. Yang mampu di sini 4 juta. Yang 900 watt, yang rentan miskin, 6 juta, yang mampu 32 juta,” kata Dirut PLN kepada wartawan seusai mengikuti Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat sore.

Baca juga :  Gaining Weight yet, Mr. President?

Sofyan menjelaskan, yang dilakukan pemerintah bukan mencabut subsidi, sebagaimana perkiraan banyak orang, tetapi membenahi, yang selama ini tidak berhak memperoleh subsidi, namun tetap memperoleh subsidi.

Menjawab pertanyaan apakah nanti pemberian subsidi listrik dikaitkan dengan program Kartu Keluarga Sejahtera, menurut Dirut PLN, pihaknya akan membuat kartu sendiri, karena PLN punya nomor pelanggan an ada nomor KTP-nya. “Lokasinya kita datangi, karena tiap bulan kita ambil rekeningnya. Jadi tidak mungkin salah,” ujarnya. (E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...