HomeBelajar PolitikPresiden Mengajak Kita Optimistis

Presiden Mengajak Kita Optimistis

Terkait dengan inflasi, Presiden meminta supaya angka-angkanya disampaikan kepada rakyat untuk menguatkan optimisme bahwa fundamental ekonomi Indonesia baik.


pinterpolitik.comSenin, 16 Januari 2017.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk optimistis pada 2017 ini. Kesulitan serta tantangan sebanyak apa pun harus dihadapi dengan optimisme.

Jokowi juga menyampaikan rasa syukur, karena di tengah melambatnya ekonomi global, ketidakpastian ekonomi dunia, penurunan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok, dan ketidakpastian setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih baik.

Pertumbuhan ekonomi negara kita pada triwulan kedua dan ketiga, 5,18 persen dan 5,02 persen, patut kita syukuri, kata Presiden dalam sambutannya pada pertemuan awal tahun pelaku industri keuangan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1/2017) pagi.

Hadir pada acara ini, antara lain, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menkominfo Rudiantara, dan Ketua KPK Agus Rahardjo.

Menurut Presiden, apabila dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama untuk G-20, Indonesia masih pada urutan yang ke-3 setelah India dan Tiongkok. Artinya, Indonesia pada posisi yang sangat baik. Namun, ini pun harus terus diperbaiki.

Terkait dengan inflasi, Presiden meminta supaya angka-angkanya disampaikan kepada rakyat untuk menguatkan optimisme bahwa fundamental ekonomi Indonesia baik.

Pada 2016, inflasi berada di angka 3,35 persen. Pada tahun-tahun sebelumnya angka inflasi 8–9 persen. “Tahun ini, sudah bisa kita injak sampai dengan 3,35. Ini juga bukan angka yang mudah diperoleh,” kata Presiden.

Mengenai angka-angka yang berkaitan dengan gini ratio, menurut Presiden, posisi Indonesia pada warna kuning menuju merah. Ia menyebutkan, lebih dari 14 tahun gini ratio Indonesia naik terus, yang terakhir 0,41. “Tahun kemarin bisa diturunkan menjadi 0,397. Turunnya sedikit, tapi turun, jangan naik,” katanya.

Baca juga :  Prabowo dan Prelude Gerindra Empire?

Presiden mengatakan, angka kesenjangan (gap) itu menjadi tantangan terberat. Untuk itu, Presiden meminta para pelaku industri keuangan dan semuanya yang berkepentingan untuk memperkecil gap tersebut, gap antarwilayah, dan gap antara kaya dan miskin.

“Hati-hati, tantangan terberat kita ada di sini,” tegas Presiden.

Kepala Negara berpesan agar seluruh industri jasa keuangan, terutama perbankan, betul-betul melihat pertumbuhan kredit. Pada 2015, sebagaimana disampaikan Ketua OJK Muliaman Hadad, pertumbuhan kredit 9 persen. Lalu 2016 turun sedikit menjadi 8,14 persen. Pada 2017 ditargetkan tumbuh 9-12 persen.

Presiden meminta angka pertumbuhan kredit diarahkan untuk usaha kecil, usaha mikro, nelayan, dan petani untuk sisi produktif, bukan konsumtif. (Setkab/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...