“Minta kepercayaan dari rakyat, minta dukungan ke rakyat, minta doa rakyat. Rakyat minta disejahterakan, mereka pura-pura lupa!” ~ Grdzim
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]etelah mendapatkan pembelaan dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, kini Prabowo kembali mendapatkan pembelaan dari cawapresnya, Sandiaga Salahuddin Uno setelah habis dibuli masyarakat dan netizen terkait pidato politiknya.
Dalam isi pidato politiknya, Prabowo berjanji kalau Allah mengizinkan dan rakyat Indonesia mengamanahkan dirinya menjadi presiden, ia akan bikin Indonesia berdiri di atas kakinya sendiri. Prabowo memastikan tidak akan ada lagi yang namanya impor. Indonesia harus dan percayamampu swasembada pangan.
Sesuatu banget ya cuy kalau kita mendengar berbagai pidatonya Prabowo, apalagi saat dia bilang Indonesia akan berdiri di atas kakinya sendiri. Bingung sendiri kan jadinya orang-orang yang pada dengar. Banyak yang bertanya, sebenarnya yang dimaksud berdiri di atas kaki sendiri itu seperti apa ya? Apa mungkin kakinya dicopot satu, terus diinjak gitu ya? Atau gimana gengs?
Menurut Prabowo, tak hanya pangan yang akan dipastikan tidak impor. Swasembada energi pun nanti akan segera diwujudkan bila dirinya menjadi presiden. Pada era kepemimpinannya nanti Prabowo pastikan negara akan menghemat uang sekitar 30 miliar dolar AS setiap tahun. Wih mantap banget nih Prabowo. Btw doi bisa ngomong gini habis bobo siang di mana ya? Indah banget kayaknya mimpinya. Wkwkwk.
Nah gengs, pidato politik itulah yang bikin Prabowo di-nyinyir habis sama pendukung Jokowi dan netizen. Intinya mah apa yang disampaikan Prabowo itu dianggap mustahil, omong kosong dan mengada-ngada.
Hmmm, gimana menurut kalian gengs? Emang iya Indonesia enggak bisa menjadi apa yang Prabowo impikan?
Kalau menurut eyke, bisa aja sih gengs. Tapi dalam mimpi. Uppss. Bercanda deng, bisa kok Indonesia jadi seperti apa yang Prabowo katakan tapi, jadi kayak Irak dulu. Ahahaha. Share on XOh iya gengs, hampir lupa kalau menurut Sandi, apa yang dikatakan Prabowo memang tidak menampik bahwa impor tetap diperlukan di sejumlah sektor yang dianggap sumber produksi di dalam negerinya masih kurang.
Menurut Sandi, kubunya akan tetap realistis. Sekarang ini sumber produksi belum dilakukan pendekatan yang berpihak kepada peningkatan sumber produksi.
Menurutnya, yang saat ini perlu dibenahi adalah data-data yang berkaitan dengan sumber produksinya terlebih dahulu. Sandi menuturkan, dengan adanya big data, akan terlihat produksi yang dihasilkan mencukupi atau tidak.
Duh, Sandi ngomongin masalah data lagi nih gengs. Tapi, data yang nantinya doi diberikan bisa dipercaya enggak ya? Nanti datanya kurang tepat lagi nih kayak yang udah-udah. Weleh-weleh. (G35)