HomeBelajar PolitikPLN Hendaknya Melaksanakan Komitmen

PLN Hendaknya Melaksanakan Komitmen

Harus dijelaskan mengapa penandatanganan perjanjian jual-beli listrik bisa molor, lebih dari 45 hari setelah pemenang tender diperoleh. Sebab molornya penandatanganan kontrak tersebut akan berdampak pada molornya pembangunan proyek pembangkit.


pinterpolitik.com Rabu, 11 Januari 2017.

JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) hendaknya melaksanakan komitmennya berkaitan dengan pemenang tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Gas (PLTGU) Jawa I. Kalau sudah terpilih pemenang tender, program berikutnya, seperti penandatanganan perjanjian jual-beli listrik dengan pemenang tender, mestinya dilaksanakan.

Menjawab pertanyaan pinterpolitik.com di Jakarta, Selasa (10/1/2017), pengamat energi Komaidi Notonegoro menegaskan, terlepas dari ada atau tidak masalah yang muncul kemudian, komitmen harus dilaksanakan. Tidak bisa tender dibatalkan begitu saja, kecuali si pemenang tender yang menghendakinya. Dan sesuai ketentuan, pemilik proyek harus menawarkannya ke peringkat kedua, bukan ditender ulang.

Ia mengatakan, pada Oktober 2016, PLN sudah memutuskan bahwa yang terpilih sebagai peringkat pertama dalam proses tender PLTGU Jawa I adalah konsorsium Pertamina bersama Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation. Keputusan itu diumumkan oleh salah seorang pejabat PLN. Itu dipahami sebagai tanda bahwa pemenang tender adalah konsorsium Pertamina.

Menurut Komaidi, harus dijelaskan mengapa penandatanganan perjanjian jual-beli listrik bisa molor, lebih dari 45 hari setelah pemenang tender diperoleh. Sebab molornya penandatanganan kontrak tersebut akan berdampak pada molornya pembangunan proyek pembangkit.

Komaidi, yang juga Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, mengingatkan bahwa PLTGU Jawa 1 bukan hanya bisnis PLN, tapi juga bagian dari program pembangunan kelistrikan nasional.

Dikatakan, pemerintah berkepentingan akan lancarnya pembangunan PLTGU Jawa 1, berkapasitas 2 x 800 mw, sebagai bagian dari program Pembangunan Pembangkit 35.000 mw yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada awal masa pemerintahannya. Dengan demikian, PLN wajib menjaga agar proyek-proyek pembangkit itu tidak sampai bermasalah atau terkendala.

Baca juga :  Betulkah Jokowi Melemah? 

“Dengan molornya pembangunan Proyek PLTGU Jawa 1 maka target Program 35.000 mw dapat rampung pada 2019 juga akan molor. Ini yang harus diperhatikan oleh PLN,” katanya.

Ia mengingatkan, lebih baik segala sesuatu yang berkaitan dengan proyek PLTGU Jawa 1 jelas, jangan sampai ada yang digantungkan. Kalau pemenang tender dibatalkan yang rugi semua pihak yang berkepentingan, yakni PLN, konsorsium Pertamina, dan pemerintah.

“Semua pihak terkait rugi, karena proses tender sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit,” katanya.

Evaluasi Teknis dan Harga

Seperti diberitakan sebelumnya, pada pertengahan Oktober 2016, salah seorang pejabat PLN mengungkapkan bahwa tim evaluator tender dari PLTGU Jawa 1 telah merampungkan evaluasi teknis, administrasi, dan harga penawaran untuk proyek pembangkit yang bernilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 26 triliun itu. Dari semua aspek yang ditentukan PLN, maka konsorsium Pertamina, Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation diputuskan sebagai peringkat pertama peserta tender.

Ketika itu, kalangan DPR mengapresiasi manajemen PLN berkaitan dengan transparansi dalam proses tender PLTGU Jawa 1 dan kemudian memilih konsorsium Pertamina, yang mengajukan penawaran harga terendah, sebagai peringkat pertama. DPR juga menyarankan agar proses tender tersebut dijadikan sebagai rujukan untuk tender proyek-proyek listrik berikutnya.

Sesuai prasyarat tender, seharusnya kontrak perjanjian jual-beli listrik ditandatangani dalam waktu 45 hari sejak pemenang diperoleh agar jadwal commercial operation date (COD) pada 2019 dapat terealisasi.

Kemudian, Pertamina menyatakan siap melanjutkan proses tender setelah PT PLN (Persero) mengumumkan bahwa pemenang tender PLTGU Jawa 1 adalah konsorsium Pertamina – Marubeni Corporation–Sojitz Corporation.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, pernah mengatakan, Pertamina telah menerima surat pemberitahuan dari PLN mengenai penetapan peringkat pertama peserta tender PLTGU Jawa 1. Terkait dengan itu, Pertamina akan melakukan langkah selanjutnya sesuai kaidah good corporate governance.

Baca juga :  Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

“Ini merupakan bagian dari proses tender dan tentu sesuai dengan kaidah good corporate governance dalam pelaksanaan tender, kami akan mengikuti langkah selanjutnya sebagaimana telah ditetapkan oleh PLN,” kata Wianda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (13/10/2016).

Belakangan ini, berbagai media massa memberitakan molornya penandatanganan perjanjian jual-beli listrik dari proyek PLTGU Jawa 1 dan belum diketahui kapan dilaksanakan. (E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Dengarkan artikel ini: Dibuat dengan menggunakan AI. Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok...

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...