“Pembohong aromanya seperti telur busuk! Dibohongi aromanya seperti telur basi! Kalian mau makan yang busuk atau yang basi?”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]ilihlah pemimpin yang pintar, cerdas, bekerja nyata, memiliki sifat ksatria, berjiwa besar, merakyat, apa adanya, memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, berwibawa, memiliki prinsip dan sebagainya yang terbaik dan bagus-bagus deh gengs. Kalau masih kurang, tambahin sendiri ya. Ehehehe.
Mungkin memang harusnya demikian ya gengs di saat kita ingin memilih pemimpin negeri ini untuk lima tahun ke depan. Karena kan lima tahun ke depan itu sangat menentukan arah dan nasib bangsa ini, makanya nanti jangan asal pilih ya gengs!
Hmmm, iya gengs, tahu kok. Walaupun beberapa tahun ke belakang juga enggak ada pemimpin yang bikin jelas nasib dan arah bangsa ini mau ke mana dan mau gimana-gimana, tapi mau gimana lagi gengs. Kita harus optimis! Sebab kalau bukan keoptimisan, apa lagi yang dapat meyakinkan kita semua untuk hidup berbangsa dan bernegara? Betul apa betul?
Oh iya gengs, baru sadar ternyata beda banget nih seruan yang eyke sampaikan di atas soal memilih pemimpin di Indonesia sama seruan memilih presiden yang disampaikan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menurut Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, untuk Pilpres tahun depan idealnya kita semua itu harus pilih presiden yang telah dibohongi alias gampang dibohongi! Wkwkwk.
Ungkapan itu hadir di saat banyaknya netizen yang mengatakan bahwa suara Prabowo semakin menyusut dan hampir kering sebab peristiwa hoax Ratna Sarumpaet. Wkwkwk.
Nah mengetahui hal itu, Hidayat mengaku tidak khawatir suaranya Prabowo tergerus di Pilpres 2019 gara-gara kasus tersebut. Share on XMungkin penyebabnya adalah karena Hidayat memang sudah optimis kalau Prabowo bakalan kalah lagi di Pilpres 2019 melawan Jokowi. Jadi doi slow aja mau ada musibah apa lagi yang akan menimpa Prabowo! Wkwkwk, bercanda ya gengs.
Tapi gengs, intinya mah apa yang dibilang Hidayat soal penilaian publik saat ini bukan menjadi hal yang negatif. Malah bahkan hal ini menjadi hal yang positif bagi Prabowo dan koalisinya.
Hidayat mengaku ada dua fakta di balik kejadian ini. Fakta yang pertama, ada orang yang dibohongi. Dan fakta kedua, ada pihak-pihak yang suka membohongi. Jadi kata dibohongi itu lebih baik daripada membohongi! Intinya pilihlah presiden yang sukanya dibohongi!
Wkwkwk, logika macam apa lagi ini cuy? Jangan bilang ini semua bagian dari konspirasi bumi itu kotak ya? Wkwkwk. (G35)