HomeBelajar PolitikPengamat: Yang Alamiah Sajalah

Pengamat: Yang Alamiah Sajalah

Kecil Besar

โ€œAku sibuk mencari kelebihan diri, tapi kok enggak ketemu-ketemu sih?โ€


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]engamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno bilang gaya menyerang Jokowi yang digunakan belakangan ini tidak cocok. Terus Adi juga bilang publik lebih menyukai gaya Jokowi yang kalem dan alamiah.

Waduh! Sebentar deh Im, masa sih kamu bilang Presiden kita enggak alami? Masa kamu berani bilang Jokowi galak terus suka mengada-ngada? Ini yang kita omongin presiden woi! Segala bawa-bawa alami, memangnya obat herbal? Weleh-weleh.

Ih, barusan bukan kata gua bro! Itu kata pengamat dari UIN bro. Wah, elu kok jadi ngegas gitu deh? Cebong army lu ya?

Iya tahu kok Im, maksud gua itu apa yang jadi pembahasan kita ini ngeri banget Im. Segala  bilang Jokowi enggak kalem. Emang sih belakangan ini Jokowi sedikit lebih galak dibanding yang sebelumnya. Tapi wajarlah doi begitu, wong akhir-akhir ini kan doi sering diserang berita hoaks.

Iya bro bener, akhir-akhir ini banyak banget berita hoaks yang nyerang Jokowi. Makanya manusiawi deh kalau Jokowi lebih galak. Eh maksudnya lebih tegas, bukan galak bro!

Nah gitu dong, bilangnya Jokowi lebih tegas, bukan jadi galak. Tapi Im sebentar deh.

Sebentar apaan bro?

Kalau dipikir-pikir lagi nih, bukannya sebelum debat Pilpres yang pertama itu doi sering dibilang sebagai raja pencitraan ya sama kubu Prabowo-Sandi? Jadi singkatnya pengamat menganggap pencitraan Jokowo itu alamiah? Artinya Jokowi suka pencitraan itu udah sifat alamiahnya gitu? Wah bahaya nih pengamat!

Weleh-weleh, Bahaya belum aja tuh pengamat dipanggil sama kepolisian gara-gara kata โ€œalamiahโ€.

Eh bentar Im, jangan gegabah dulu bawa-bawa kepolisian! Baca dulu berita yang sebenarnya itu gimana.

Oke, bener bro. Gua bacain ya berita dan maksud pengamatnya itu gimana. Dengerin nih bro, jangan bengong, nanti salah lagi. Jadi, si Adi bilang gaya menyerang frontal yang akhir-akhir ini Jokowi lakukan bukanlah ciri khasnya. Seharusnya, daripada Jokowi nyerang, mending doi lebih โ€œmenjualโ€ kesuksesan kinerjanya yang hampir 5 tahun ini.

Baca juga :  Tsunami PHK Incoming?

Oke oke, gua ngerti Im. Jadi lebih baik Jokowi mengapitalisasi semua yang sedang dan telah dilakukan seperti pembangunan infrastruktur, dana desa, PKH, Kartu Indonesia pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan seterusnya. Gitu Im katanya Adi?

Iya betul bro! Share on X

Wah kalau gini fix banget dong. Fix bisa sulit terpilih lagi?

Hmm, bodoh amat deh. Suka-suka lu sajalah. (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kongres, Mengapa Megawati Diam Saja?

Dengarkan artikel ini. Audio ini dibuat dengan teknologi AI. Kongres ke-6 PDIP disinyalir kembali tertunda setelah sebelumnya direncanakan akan digelar Bulan April. Mungkinkah ada strategi...

Di Balik Kisah Jokowi dan Hercules?

Tamu istimewa Joko Widodo (Jokowi) itu bernama Rosario de Marshall atau yang biasa dikenal dengan Hercules. Saat menyambangi kediaman Jokowi di Solo, kiranya terdapat beberapa makna yang cukup menarik untuk dikuak dan mungkin saja menjadi variabel dinamika sosial, politik, dan pemerintahan.

Prabowo dan Strategi โ€œCari Musuhโ€

Presiden Prabowo bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Senin (7/4) kemarin. Mengapa Prabowo juga perlu "cari musuh"?

Hegemoni Dunia dan Misteri โ€œThree Kingdomsโ€ 

Di dalam studi politik internasional, perdebatan soal sistem seperti unipolarisme, bipolarisme, dan multipolarisme jadi topik yang memicu perbincangan tanpa akhir. Namun, jika melihat sejarah, sistem hegemoni seperti apa yang umumnya dibentuk manusia? 

The Game: PDIP Shakes the Cabinet?

Pertemuan Prabowo dan Megawati menyisakan tanda tanya dan sejuta spekulasi, utamanya terkait peluang partai banteng PDIP diajak bergabung ke koalisi pemerintah.

Saga Para Business-Statesman

Tak lagi seputar dikotomi berlatarbelakang sipil vs militer, pengusaha sukses yang โ€œtelah selesai dengan dirinya sendiriโ€ lalu terjun ke politik dinilai lebih ideal untuk mengampu jabatan politis serta menjadi pejabat publik. Mengapa demikian?

Yassierli, PHK, dan Kegagalan Menteri Dosen

Gelombang PHK massal terjadi di banyak tempat. Namun, Menaker Yassierli tampak 'tak berkutik' meski punya segudang kajian sebagai dosen.

Titiek Puspa: โ€˜Pinnacleโ€™ Nyanyian Soeharto?

Penyanyi legendaris, Titiek Puspa, yang meninggal dunia pada Kamis (10/3) kemarin kerap disebut "penyanyi Istana." Mengapa demikian?

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

โ€œCara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.โ€ ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

โ€œItu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.โ€ ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

โ€œTetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...