“Aku senang mengaku sebagai pencuri. Mengapa? Karena tidak ada pencuri yang teriak pencuri.”
PinterPolitik.com
[dropcap]J[/dropcap]uru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, Febri Diansyah akhirnya angkat bicara soal sikap Partai Nasional Demokrasi (Nasdem) yang menolak menandatangani komitmen terkait penerapan Sistem Integritas Partai Politik (SIPP). Hal itu kata Febri bukan berarti Nasdem menolak untuk menerapkan sistem yang baru diluncurkan tersebut.
Febri bilang tidak ada penolakan dari Nasdem. Yang pasti, tanda tangan di sana hanya ketua umum partai saja seharusnnya karena ketua umum partai politik ada yang tidak hadir, maka bisa jadi paraf yang mewakilkan saja.
Febri menyebutkan sikap Sekjen Nasdem Johnny G. Plate yang tidak menandatangani dokumen itu adalah agar penerapan sistem integritasi tersebut tidak berhenti sampai penandatanganan saja, tapi harus berlanjut hingga penerapan. Oalah, berarti bukan karena ngambek ya? Kirain Nasdem udah mulai ngambek-ngambek nih sama KPK karena ada kadernya yang dikorek-korek. Itu loh yang di Cianjur. Ehehhe.
Menurut Febri, dalam pembicaraan awal KPK dengan partai politik terkait perumusan sistem integritas tersebut, semua parpol mendukung dan tidak ada yang menolak. Tapi, poinnya memang jangan sampai berhenti hanya di formalitas. Serius nih? Apa PKS juga setuju? Bukankah kader PKS itu yang paling keras mau restorasi dan bubarkan KPK? Wkwkwk.
Kalau masalah kader PKS mah enggak usah dilanjutin ya gengs. Lagian kalian juga tahu kan siapa nama kadernya yang sering bawel soal KPK. Kalau ada yang belum tahu, Googling aja ya gengs, eyke malas jelasin. Nanti dikira ngegosip terus lagi. Ahahaha.
Btw gengs, kata Johnny terkait isu ini, sebelumnya partai doi menolak menandatangani pakta integritas itu karena Nasdem tidak ingin dibilang hanya pencitraan saja. Yeh, malah kalau kayak gini justru yang namanya pencitraan bang. Segala sok-sokan bilang nggak mau tanda tangan biar dibilang lagi pencitraan. Weleh-weleh.
Menurut Johnny, Nasdem hanya setuju dengan sistem integritas yang subtantif dan dia mengklaim selama ini partainya sudah melaksanakan sistem tersebut, dengan atau tanpa pakta integritas. Nasdem menerapkan politik tanpa mahar, menolak dana saksi, rekrutmen partai berjenjang, dan sebagainya.
Eh, tapi kalau sudah terpilih di DPR atau pemimpin daerah, itu kader beda lagi urusannya. Intinya, kader Nasdem harus rajin ngasih setoran. Itu harus dan wajib lancar ngasih setorannya. Kalau sampai tidak, berarti mereka tidak tahu diri namanya.
Uppss, untuk yang terakhir eyke aja yang nambah-nambahin ya gengs. Share on X Ehehehe. (G35)