HomeBelajar PolitikPAN-PKS Semakin Was-Was

PAN-PKS Semakin Was-Was

“Orang bodoh itu menganggap dirinya bijaksana, tetapi orang bijak itu tahu dirinya bodoh.”


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]ikap Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tampak tidak all out memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno semakin kentara. Hal ini diutarakan sejumlah kalangan.

Pengamat Politik dari LIMA Indonesia, Ray Rangkuti mengatakan posisi PAN dan PKS yang lebih memilih untuk fokus ke Pileg 2019 ketimbang Pilpres 2019 mesti dilihat secara realistis. Karena, bila mereka memfokuskan ke Pilpres 2019, yang diuntungkan adalah Gerindra dan Prabowo Subianto. Weleh-weleh.

Menurut Ray, ini mesti disikapi secara realistis karena mereka punya alasan bahwa bila mengkampanyekan Prabowo yang diuntungkan adalah Gerindra. Share on X

Waduh, sakit hati Hayati bang mendengar hasil pengamatannya Ray. Masa sih jaman gini mereka yang sudah kritisi pemerintah habis-habisan, sana sini, ini itu, A sampai Z, tapi ujung-ujungnya kalau tidak menguntungkan partai, mereka jadi malas dukung Prabowo! Weleh-weleh.

Terus kalau sudah begini, kritikan mereka terhadap ekonomi, perdagangan, hukum, HAM dan korupsi itu tujuannya untuk apa dong? Sensasi? Cari suara? Asem, asem, gini amat ya negara kita. Katanya buat rakyat, masa jatah tak dapat, dukungan jadi tersendat! Ckckck.

Gimana nih menurut kalian gengs? Yang salah itu siapa sih? Prabowonya yang terlalu tegas enggak mau transaksional atau sebaliknya nih? Hmmm, intinya kalau sudah begini, apa kita masih percaya gengs sama Prabowo-Sandi untuk memimpin negeri ini? Atau gimana nih?

Ayo dong, mana nih suaranya para kaum cempret alias cebong kamvret! Wkwkwk.

Kalau menurut Ray, tujuan PAN dan PKS yang fokus ke Pileg adalah karena demi kepentingan partainya. Sehingga, wajar mereka memilih untuk fokus ke Pileg. Kalau mereka harus all out ke partai kan yang diuntungkan partainya. Terlebih ada parliamentary threshold di mana saat ini, PAN dan PKS menyadari elektabilitas partai mereka masih di kisaran 3 persen.

Baca juga :  Hype Besar Kabinet Prabowo

Mereka menyadari, suara mereka masih 3 persen, dari yang dibutuhkan yakni 4 persen. Kalau tidak, mereka tidak akan lolos ke DPR. Hmmm, patas aja ya mereka kalang kabut nyari suaka margasatwa. Eh, maksudnya nyari suaka di bawah payung koalisi Prabowo-Sandi gengs. Wkwkwk. (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

Menyoal Kabinet Panoptikon ala Prabowo

Pemerintahan Prabowo disebut memiliki kabinet yang terlalu besar. Namun, Prabowo bisa jadi memiliki kunci kendali yakni konsep "panoptikon".

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...