“Tidak usah gusar, percayalah Tuhan selalu bersama kita.”
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ore itu, sekitar pukul 15:00, terdengar ada seseorang dari balik pintu memekikkan namaku:
“Afika!”
Lantas aku pun menjawab dengan sedikit gemetar:
“Iya!”
Ternyata itu kawanku. Hampir saja ia membuatku pingsan. Sahabatku yang tadinya berada di luar pintu berlari dan segera memaksaku untuk memakai selembar kain yang ia bawakan untukku sembari berkata:
“Ada yang baru nih! Pakai dulu kain ini biar kamu tidak merasa ketakutan yang amat sangat! Sebab aku membawa kabar yang sangat menakutkan”.
Aku yang masih cukup bergetar pun kebingungan. Dalam hatiku berbicara:
“Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini.”
Setelah kain coklat ini membungkus leherku dengan cukup kuat, sahabatku pun langsung bercerita kabar yang katanya cukup mengerikan itu.
Kata sahabatku, baru saja ada tokoh nasional asal Papua yang bernama Natalius Pigai yang meminta Partai Nasdem untuk tidak bermimpi di siang bolong terkait klaim Papua yang akan menjadi lumbung suara Jokowi dan Nasdem pada Pemilu 2019.
Setelah aku mengetahui kabar ini, entah mengapa diriku bukannya dilanda rasa takut, tetapi malah ingin sekali tertawa sampai mengeluarkan suara yang tak biasa. Tetapi sayang, aku masih penasaran dengan cerita itu. Akhirnya aku mengurungkan niat untuk memotong pembicaraan kawanku ini.
Lanjut kawanku bercerita, katannya Pigai bilang bagaimana mungkin Jokowi dan Nasdem bisa berjaya di Papua, sedangkan pemerintahan saat ini tidak memperhatikan rakyat Papua.
Banyak orang Papua ditangkap, dianiaya dan dibunuh selama kepemimpinan pemerintah ini. Jadi jangan sesekali lah Nasdem mimpi di siang bolong.
Lantas Pigai pun berjanji setelah mendengar sesumbar dari Nasdem, dirinya akan turun ke Papua untuk mengkampanyekan kepada masyarakat agar tidak lagi memilih Jokowi dan Nasdem.
Selain itu Pigai juga meminta suatu hal yang tidak mungkin, yaitu meminta Ketua Umum Partai Nasdem Suryo Paloh dan perusahan-perusahaan kontraktor di Freeport juga siap-siap untuk divestasi dan berbagi dengan pengusaha putra daerah Papua.
Intinya, kata Pigai, suara di Papua tahun lalu sudah ditentukan dan Nasdem mungkin akan kehilangan satu kursi DPR RI yang saat ini ditempatinya.
Akhirnya, setelah kawanku bercerita panjang mengenai Papua, Jokowi dan Nasdem, ia memberikan kesempatan untukku berbicara. Lantas aku berkata seperti ini kepada dia:
“Hellow! Mana yang menyeramkannya sih? Gini aja pakai lebay, bodo amat lah sama politik. Soalnya semua sama saja tahu! Emang bagian mana yang menurut kamu seram? Bagian Jokowi yang semena-mena? Bagian Jokowi dan Nasdem yang dipastikan tidak dapat suara? Makanya sist, jadi orang jangan terlalu kecebong-cebongan dan jangan terlalu kekamvret-kamvretan. Jadinya kamu fobia kan sama berita beginian.”
Itu jawabanku sampai akhirnya membuat sahabatku menundukan kepala dan membuka gadget-nya untuk mencari lagu mengheningkan cipta. Share on X Wkwkwk. (G35)