HomeBelajar PolitikMendagri Optimis PILKADA Sukses

Mendagri Optimis PILKADA Sukses

Kecil Besar

Tjahjo juga menyinggung mengenai anggaran pilkada yang cukup untuk 101 daerah. Tidak ada masalah mengenai pendanaan, baik untuk kebutuhan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), maupun pengamanan.

pinterpolitik.comRabu, 1 Februari 2017

JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo optimistis pemilihan kepala daerah secara serentak di 101 daerah pada 15 Februari 2017 akan sukses. Ia menyebutkan persiapan pelaksanaan demokrasi ini sudah mencapai tahap akhir.

Ia menyebutkan contoh, pilkada serentak 2015, yang diikuti 268 daerah, bisa berjalan lancar. Hanya terjadi masalah-masalah kecil, kata Mendagri ketika membuka rapat koordinasi nasional (Rakornas) Pilkada Serentak 2017 di Jakarta, Selasa (31/1/2017).

Tjahjo juga menyingung mengenai anggaran pilkada yang cukup untuk 101 daerah. Tidak ada masalah mengenai pendanaan, baik untuk kebutuhan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), maupun pengamanan.

Menurut Mendagri, jika nanti terjadi situasi mendadak dan tidak terduga, Pemerintah Pusat akan membantu pendanaan. Namun, sampai saat ini dana pilkada cukup.

Mengenai penyelenggaraan Rakornas Pilkada Serentak 2017, Tjahjo Kumolo mengemukakan, untuk menyamakan persepsi antara Pemerintah, KPU, Bawaslu, dan pihak pengamanan, yakni Kepolisian dibantu TNI.

Semua pihak harus sama-sama mampu menjamin pelaksanaan agar pilkada sukses. Acara itu untuk meninjau ulang mana-mana daerah yang dianggap terjadi perubahan dan perkembangan dinamika.

Dalam hal ini, Mendagri menyebut contoh kasus di Kabupaten Buton, di mana calon kepala daerah tunggal, terkena operasi tertangkap tangan dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Menurut Mendagri, mungkin saja ada arahan dari penyelenggaran pemilu maupun penegak hukum terkait dugaan kasus yang menjerat calon bupati petahana itu.

Rakornas juga dimaksudkan untuk memastikan target pencapaian pilkada, seperti netralitas PNS, anggota TNI/Polri, serta upaya kepala daerah meningkatkan partisipasi pemilih dan mencegah politik uang.

“Hari ini kita gelar semuanya untuk fokus pada dua minggu lagi, apakah ada pergeseran area rawan pilkada atau tidak,” ujar Tjahjo.

Tahapan Pilkada Serentak 2017, dewasa ini, adalah masa kampanye, setelah dilewati beberapa tahap. Pemungutan dan penghitungan suara diselenggarakan 15 Februari, yang diawali masa tenang dan pembersihan alat peraga, pada 12-14 Februari 2017. (Setkab/E19)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Return of the Wolf Warrior?

Retorika internasional Tiongkok belakangan mulai menunjukkan perubahan. Kira-kira apa esensi strategis di baliknya? 

Prabowo’s Revolusi Hijau 2.0?

Presiden Prabowo mengatakan bahwa Indonesia akan memimpin revolusi hijau kedua di peluncuran Gerina. Mengapa ini punya makna strategis?

Cak Imin-Zulhas “Gabut Berhadiah”?

Memiliki similaritas sebagai ketua umum partai politik dan menteri koordinator, namun dengan jalan takdir berbeda, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Zulkifli Hasan (Zulhas) agaknya menampilkan motivasi baru dalam dinamika politik Indonesia. Walau kiprah dan jabatan mereka dinilai “gabut”, manuver keduanya dinilai akan sangat memengaruhi pasang-surut pemerintahan saat ini, menuju kontestasi elektoral berikutnya.

Indonesia Thugocracy: Republik Para Preman?

Pembangunan pabrik BYD di Subang disebut-sebut terkendala akibat premanisme. Sementara LG “kabur” dari investasinya di Indonesia karena masalah “lingkungan investasi”.

Honey Trapping: Kala Rayuan Jadi Spionase

Sejumlah aplikasi kencan tercatat kerap digunakan untuk kepentingan intelijen. Bagaimana sejarah relasi antara spionase dan hubungan romantis itu sendiri?

Menguak CPNS “Gigi Mundur” Berjemaah

Fenomena undur diri ribuan CPNS karena berbagai alasan menyingkap beberapa intepretasi yang kiranya menjadi catatan krusial bagi pemerintah serta bagi para calon ASN itu sendiri. Mengapa demikian?

It is Gibran Time?

Gibran muncul lewat sebuah video monolog – atau bahasa kekiniannya eksplainer – membahas isu penting yang tengah dihadapi Indonesia: bonus demografi. Isu ini memang penting, namun yang mencuri perhatian publik adalah kemunculan Gibran sendiri yang membawakan narasi yang cukup besar seperti bonus demografi.

Anies-Gibran Perpetual Debate?

Respons dan pengingat kritis Anies Baswedan terhadap konten “bonus demografi” Gibran Rakabuming Raka seolah menguak kembali bahwa terdapat gap di antara mereka dan bagaimana audiens serta pengikut mereka bereaksi satu sama lain. Lalu, akankah gap tersebut terpelihara dan turut membentuk dinamika sosial-politik tanah air ke depan?

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...