“La la la, kamu antik sekali!”
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]elepas membaca berita di salah satu media daring melalui ponsel, Joy terperanjat sampai terjengkang dari bangkunya. Iim yang duduk tepat di sampingnya tertawa melihat aksi sahabatnya itu.
Iim: “Wkwkwk, kenapa deh lu Joy! Kebanyakan begadang nonton bola ya sampai ngejengkang begitu?”
Joy: “Waduh Iim, parah nih, masa kata Komisioner Ombudsman Ahmad Alamsyah Saragih, pemerintah sekarang itu rajanya impor! Kaget gua, ini berita enggak main-main loh Im! Buktinya Ahmad bilang gitu secara resmi di seminar yang membahas khusus hal itu.”
Impor gula pemerintahan sebelumnya hanya 12,7 juta ton pada lima tahun periode kedua. Kalau sekarang sampai 17,2 juta ton. Share on XIim: “Walah kirain elu kebanyakan begadang tahunya kaena berita politik lagi. Huft, kalau masalah itu gua udah tahu Im.”
Joy: “Terus gimana Im menurut lu?”
Iim: “Kalau menurut gua sih enggak gimana-gimana Joy. Soalnya kan perbandingan total impor pangan sejumlah komoditas itu sesuai dengan data antara zaman pemerintahan sekarang dengan pemerintahan sebelumnya. Terus mau gimana lagi? Mau ditutup-tutupin, enggak mungkin kan? Ahahaha.”
Joy: “Lantas Im, kalau sudah begini salah siapa dong?”
Iim: “Enggak ada yang salah Joy, kalau pun mau cari-cari kesalahan, bisa jadi ini salahnya Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita.”
Joy: “Kok bisa?”
Iim: “Coba saja elu lihat lagi datanya Ombudsman yang beberin soal empat komoditas yang berkaitan dengan pelayanan publik itu gimana?”
Joy: “Kata Ombudsman sih total pemerintahan yang dulu melakukan impor beras lebih sedikit dibandingkan yang sekarang. Impor gula misalnya, pemerintahan sebelumnya itu hanya 12,7 juta ton pada lima tahun periode kedua. Kalau sekarang sampai 17,2 juta ton. Pada tahun ini pun, Ombudsman memperkirakan masih akan ada impor gula pada jenis tertentu”.
Iim: “Nah, kalau sudah tahu begitu, yang kena si Pakde dong, bakal dicap pro impor! Wah, Pak Enggar nih yang kurang amanah juga! Wkwkwk.”
Joy: “Oke Im siap, jadi intinya ini salah Kemendag. Siapa suruh Kemendag impor banyak sampai membuat bosnya banyak yang ngehujat”! (G42)