“Tua tua keladi, makin tua makin menjadi! Jangan berpatok pada umur, berpatoklah pada ketulusan yang luhur! Tapi, apa kamu yakin era seperti ini masih ada orang yang tulus dan luhur?”
PinterPolitik.com
[dropcap]C[/dropcap]awapres nomor urut 01, Ma’ruf Amin, menghadiri acara peluncuran buku “Arus Baru Ekonomi Indonesia.” Dalam sambutannya, Ma’ruf curhat, bahwa ia sebenarnya tidak mau menjadi cawapres Jokowi di Pilpres 2019.
Ma’ruf mengaku lebih nyaman dengan posisinya sebagai pengurus PBNU dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lah terus kenapa sekarang malah mau jadi cawapresnya Jokowi ya? Kurang konsisten nih pak kiai. Uppss, bercanda ya pak! Ehehehe.
Ma’ruf juga bilang alasannya mau menjadi cawapres Jokowi adalah karena tak berdaya menghadapi dorongan kuat dari banyak pihak dan banyak ulama agar ia mengambil kesempatan ini. Share on XWeleh-weleh.
Makin bingung nih gengs, sebenarnya Ma’ruf mau jadi cawapresnya Jokowi karena paksaan atau karena terdorong ingin membantu generasi milenial di masa yang akan datang seperti yang biasa ia gaungkan sih? Ih, eyke jadi makin bingung deh lihat Ma’ruf ngomong. Kok bisa?
Lah bisa lah gengs, kemarin doi bilang dirinya jembatan milenial, sekarang ia bilang dirinya terpaksa. Kemarin doi bilang mobil nasional, eh besoknya bilang cuman nerusin omongan dari orang. Ckckckck, jangan bilang nanti pas sudah kepilih jadi wakil presiden, ekonomi gini-gini aja enggak berubah terus dan Indonesia gagal berdaulat dalam bidang pangan doi malah bilang gini:
“Apa ekonomi makin susah? Apa kita tidak berdaulat? Apa janji saya dan Jokowi banyak yang enggak terpenuhi? Yailah cuy, itu kan janji dulu pas jadi cawapres, nah kalau sekarang kan sudah jadi wakil presiden beneran, jadi ya beda lagi dong. Ckckck, pertanyaan mu itu loh! Kayak enggak tahu politik aja”. Weleh-weleeh.
Meskipun di luar sana banyak pihak yang menyebut Ma’ruf sudah tua, sehingga harusnya tak maju menjadi cawapres hal itu tidak membuat pusing dirinya. Komentar itu malah dengan mudah ia bantah. Ma’ruf mengatakan menurut data organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO), usianya masih belum tua. Ma’ruf saat ini berusia 75 tahun masih dikatagorikan setengah baya. Wkwkwk.
Intinya gengs, kalau kata Ma’ruf, bila dirinya dibanding dengan Mahathir Mohammad di Malaysia yang usianya saat ini sudah mencapai 93 tahun, ia masih lah jauh lebih muda. Hmmm, udah ah, enggak mau komentar lagi. Cuman bisa ketawa aja gengs. Gimana nih menurut kalian soal dinamika manusia setengah baya ini? Upps. Bercanda nih ye. Hehehe. (G35)