Pesta demokrasi nasional 2019, tinggal dua tahun lagi. Berbagai persiapan mulai dilakukan oleh partai politik. Termasuk manuver-manuver untuk menarik simpati masyarakat, salah satunya Partai Golkar.
PinterPolitik.com
[dropcap size=big]R[/dropcap]apimnas II Golkar yang diselenggarakan di Balikpapan, Selasa 23 Mei 2017 telah menghasilkan beberapa agenda politik untuk persiapan pemilu tahun 2019 nanti. Diantaranya adalah mempercepat proses perekrutan calon anggota legislatif, mulai dari daerah hingga tingkat pusat. Langkah ini dilakukan untuk mendongkrak perolehan kursi partai, terutama di DPR .
Tentu strategi ini bukan hanya untuk meraih kursi terbanyak di DPR saja, karena di sisi lain, ada juga strategi bagaimana Golkar bisa berkoalisi dan merapatkan diri dengan partai pemenang pemilu lalu. Seperti yang diumumkan dalam Rapimnas tersebut, bahwa Golkar sudah positif merapatkan diri ke partai penguasa.
Disamping itu juga karena mereka masih melihat peluang Joko Widodo masih kuat untuk memenangkan pemilu dan menjabat dua periode. Apalagi, hingga saat ini PDI Perjuangan pun menyatakan akan mengusungnya kembali.
Seorang sumber yang ikut dalam Rapimnas, Selasa (23/5) lalu, mengungkapkan bahwa Golkar telah menggodok sejumlah nama yang rencananya akan mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden (cawapres). Namun sejak Rapim dimulai hingga saat ini, Golkar masih belum mengumumkan nama.
Sumber tersebut juga mengatakan, “Ini masih tahap awal. Masih membuka wacana dulu,” terangnya. Nama belum disebut tetapi kriteria telah dibahas. Kabarnya, Golkar menginginkan calon tersebut dari independen atau profesional untuk mendampingi Jokowi.
Pileg 2019, Golkar Targetkan Raih 120 Kursi di DPR. https://t.co/s2LRicV3uQ pic.twitter.com/Qe9iJWueUz
— Fraksi Partai Golkar (@fraksigolkar) 23 Mei 2017
Menurutnya, hal ini dilakukan dengan alasan agar tidak terjadi konflik maupun perpecahan di internal partai apabila mencalonkan kader dari partai pengusung. Apabila terjadi perpecahan, dikhawatirkan akan mengganggu hasil pemilihan legislatif dan pilpres yang akan di gelar bersamaan.
Tentu kita bertanya-tanya, siapakah calon independen yang akan diusung untuk mendampingi Jokowi nantinya? Apakah mungkin nama-nama yang sekarang tengah menduduki jabatan penting, seperti Kapolri Tito Karnavian, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dan Menkeu Sri Mulyani. Menurut sumber tersebut, tersiar kabar sudah ada tim sukses untuk nama-nama tersebut di internal.
Partai berlambang beringin ini, memang dikenal senang bermanuver. Sebelumnya, Golkar sempat berkoalisi dengan Gerindra dan PAN sebagai partai oposisi dan tidak ingin terlibat dalam pemerintahan Jokowi. Namun di tengah perjalanan, Golkar malah merapat ke pemerintah hingga saat ini. Sebaliknya, sekarang mereka pun ikut bertarung melawan kedua mantan koalisinya tersebut.
Begitulah politik, dunia yang sungguh dinamis. Hari ini teman, namun besok bisa saja menjadi lawan. Begitupun sebaliknya. Pendirian partai politik ibarat layang-layang yang mengikuti arah angin agar tidak terjatuh, dan kalau mungkin bisa terbang tinggi. (Suara Pembaruan)