HomeBelajar PolitikLiput Demo Trump, Dua Jurnalis Ditangkap

Liput Demo Trump, Dua Jurnalis Ditangkap

Dua wartawan tersebut didakwa dengan dakwaan serius dan dituduh terlibat dalam kerusuhan. Mereka juga bisa didenda masing-masing hingga 25.000 dollar jika terbukti bersalah.


pinterpolitik.comSelasa. 24 Januari 2017.

WASHINGTON – Acara pelantikan Donald J. Trump kembali mendatangkan persoalan. Kali ini dua wartawan yang ditangkap saat meliput kerusuhan di Washington DC pada hari pelantikan Donald Trump, Jumat 20 Januari 2017, telah didakwa dengan tindak pidana berat dan diancam hukuman hingga 10 tahun penjara.

Dua wartawan tersebut didakwa dengan dakwaan serius dan dituduh terlibat dalam kerusuhan. Mereka juga bisa didenda masing-masing hingga 25.000 dollar jika terbukti bersalah. Dua wartawan tersebut yakni Evan Engel dari Vocativ dan Alex Rubinstein dari RT America berada di lokasi kerusuhan untuk melakukan tugas peliputan.

Menurut laporan polisi, keduanya ditangkap pada Jumat pagi di luar sebuah sekolah di pusat kota Washington. Mereka dibebaskan pada Sabtu setelah penyelidikan awal. Keduanya akan menjalani sidang pendahuluan yang dijadwalkan pada pertengahan Februari.

Sebelumnya, diberitakan bahwa ada lebih dari 200 orang ditangkap setelah melakukan aksi perusakan properti di ibukota Amerika Serikat yang terjadi di sekitar waktu pengambilan sumpah Trump sebagai presiden. Polisi mengatakan bahwa ada enam petugas polisi yang mengalami luka ringan akibat kerusuhan tersebut.

Bos Evan Engel, pada Senin, 23 Januari merespon dengan marah atas tindakan yang menimpa pegawainya tersebut. Atasan Evan tersebut mengatakan bahwa pegawainya itu tetap ditahan oleh petugas meskipun berulang kali memberitahukan kepada mereka bahwa ia adalah seorang jurnalis yang meliput kerusuhan tersebut. Kamera Engel juga disita oleh polisi.

“Penangkapan, penahanan dan tuduhan sebagai perusuh terhadap wartawan Evan Engel yang sedang meliput aksi protes untuk Vocativ merupakan penghinaan terhadap Konstitusi dan kebebasan pers,” kata juru bicara situs itu dalam sebuah pernyataan.

Baca juga :  Trump vs Kamala: Battle of the Sexes?

Sementara RT America dalam sebuah keterangan pers mengatakan bahwa Rubinstein ditangkap meskipun ia menunjukkan identitas persnya pada polisi. Rubinstein dan seorang pengacaranya menolak menanggapi pertanyaan lebih lanjut tentang penangkapannya.

Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Kepolisian Washington DC, penangkapan Engel dilakukan setelah ratusan orang berkumpul di persimpangan dan terjadi aksi pengrusakan di hadapan polisi.

Polisi mengatakan bahwa orang-orang itu memancing kerusuhan secara terorganisir dengan saling dorong , kemudian memecahkan kaca jendela beberapa bangunan, menyalakan api, merusak kendaraan polisi, membakar sebuah limusin, dan melakukan tindakan kekerasan lainnya. Kerugian ditaksir mencapai 5 ribu dollar.

Sementara untuk penangkapan Rubinstein laporan kepolisian tersebut hanya menyebutkan bahwa banyak yang ditangkap karena melanggar undang-undang distrik dengan memicu kerusuhan.

Penangkapan dua jurnalis ini menambah daftar persoalan yang terjadi pasca pelantikan Trump. Sebelumnya, Trump melalui juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer menuduh media sengaja memberitakan sepinya acara pelantikan Presiden. Situasi ini semakin memanaskan hubungan Trump dan kabinetnya dengan media. (The Guardian/S13)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Dengarkan artikel ini: Dibuat dengan menggunakan AI. Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok...

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

More Stories

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.