HomeBelajar PolitikLapor Bawaslu, Oposisi Kok Gitu?

Lapor Bawaslu, Oposisi Kok Gitu?

“Itu enggak menyerang, beliau juga bilang kok tanah Pak Luhut juga ada kok, itu kan sekarang data publik”. ~ Luhut Binsar Pandjaitan


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]erlukah kubu oposisi marah dan melaporkan Pakde ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait serangan kepemilikan lahan?

Apa salah Pakde? Padahal maksudnya Pakde baik loh berusaha memberitahukan kepada kita semua bahwa tanah Indonesia yang luasnya ratusan juta hektar ini sebenarnya masih banyak yang belum dimanfaatkan. Sekalinya sudah dimanfaatkan, banyak di antaranya yang “dirawat” sama elite dalam bentuk sewa usaha.

Memang sih Pakde sedikit meleset sebut datanya, bilangnya oposisi punya tanah dalam bentuk pengelolaan milik pribadi. Tapi mbok ya dimaklumin saja dong, Pakde kan juga manusia yang tak luput dari banyak dosa. Ehehehe.

Menurut saya, seharusnya oposisi banyak bersyukur kepada Tuhan saat Pakde bicara blunder di debat Pilpres putaran kedua. Sebab, kalau Pakde enggak gomong gitu, kan oposisi jadi enggak ada bahan yang bukan-bukan untuk kritik Pakde. Betul apa betul?

Terus coba kita bayangin lagi kalau seandainya Pakde nggak singgung masalah kepemilikan tanah, pasti sekarang ini banyak masyarakat yang enggak tahu seberapa banyak lahan yang dikuasai lingkarannya Pakde.

Intinya, sudahlah daripada bikin runyam keadaan di hari-hari mendekati Pemilu, mending tenang-tenang saja dan tidak usah sok-sokan galak sampai minta Bawaslu tegur Pakde.

Kalian juga tahu kan saat ini kita lagi omongin siapa? Presiden loh, presiden! Wong, bapak-bapak yang suka bawa tank, pesawat tempur, atau senjata laras panjang aja hormat sama Pakde, masa kalian yang bukan apa-apa mau bikin Bawaslu songong? Ahahaha.

Daripada kalian pusing mau laporin Pakde ke Bawaslu, mending kalian dengerin omongan sohibnya Pak Luhut Binsar Pandjaitan. Katanya doi, Pakde tidak menyerang personal Prabowo kok, tetapi memang yang dikatakan itu adalah data yang dimiliki publik.

Baca juga :  Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Hmmm, mungkin Pak Luhut ngomong seperti itu ingin menyadarkan kita semua kalau negara demokrasi seperti Indonesia sebenarnya menjadi wajar saja jika ada yang berusaha ngorek-ngorek data kekayaan, keburukan riwayat hidup, dan lain sebagainya yang dipunyai sama calon pemimpin.

Hal serupa juga pernah loh terjadi sama Donald Trump dan Hilary Clinton di Pilpres Amerika Serikat 2016 lalu. Trump dibongkar kasus-kasus pajaknya, sementara Hilary malah diintip-intipin emailnya. Ngeri nggak itu?

Tuh, Trump sama Hilary slow-slow aja kok. Bahkan sekarang Trump malah berhasil memimpin negara adidaya. Masa sih di Indonesia kubu oposisi baru begitu saja sudah mau mewek ngadu-ngadu ke Bawaslu segala. Kalau mau adil, ya cari dong salahnya Pakde juga. Uppss. (G42)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Dengarkan artikel ini: Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut. Meski belum juga terjadi, banyak yang...

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...