“Untuk memimpin orang, berjalanlah di belakang mereka.” ~ Lao Tzu
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]im Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding tak keberatan jika lawan politik mereka menggunakan kampanye negatif dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Sebab memang tidak ada larangan untuk melakukan kampanye negatif.
Waduh ngeri juga nih gengs Karding bukannya mengecam, eh malah mempersilahkan oposisi kampanye negatif. Emangnya enggak ngeri apa oposisi bilang tempe setipis kartu ATM lagi? Terus enggak takut oposisi gembar-gemborin kalau Jokowi itu pemimpin gagal yang tak bermoral? Astaga bahaya nih coy!
Menurut Karding, penggunaan kampanye negatif itu dibolehkan, sepanjang ditunjang dengan data dan fakta. Selain itu, ia mengimbau, kampanye negatif tak dibuat-buat untuk menyerang lawan. Hamm, kalau enggak boleh menyerang lawan, terus buat apaan mempersilahkan lawan boleh menggunakan cara negatif ya? Wkwkwk, eyke jadi bingung sebenernya Karding maunya apa coba. Udah ngopi belum bang? Weleh-weleh.
Btw, gimana menurut kalian gengs, apa kalian satu suara dengan apa yang disampaikan juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf ini? Share on XDi satu sisi boleh mengunakan kampanye negatif, tetapi di sisi lainnya asal jangan menyerang lawan politik. Oh sebentar, eyke ngerti gengs. Mungkin Karding menganjurkan silahkan aja Prabowo-Sandi beserta tim menggunakan kampanye negatif kayak kasus Ratna Sarumpaet yang terbilang cukup negatif atau coba deh Prabowo-Sandi buat lagi kegaduhan yang lain asal menyerang dan menjelekan rekan-rekan yang sealirannya. Jadi kampanye negatifnya buat nyerang Prabowo sendiri. Gitu kali ya? Wkwkwk.
Tapi gengs, Karding juga sempat mention ke kita semua agar di tahun Pilpres seperti ini tidak lagi mencari-cari dan memotivasi pemantik perpecahan. Kardi menghimbau agar Pilpres ini menjadi kesempatan membangun kebersamaan, solidaritas, demokrasi yang sehat, menjaga stabilitas, dan keamanan kita semua.
Menunrut doi, penggunaan kampenye negatif dikhawatirkan akan menbuat gaduh masyarakat. Akibatnya, nilai toleransi dan persatuan bangsa bukan tidak mungkin dapat tergerus. Karena itu, menurutnya, kampanye negatif sebaiknya digunakan untuk mendalami rekam jejak pasangan calon. Hmm, si abang ini gimana sih, jadi maksudnya kampanye negatif cuma boleh kalau berhubungan dengan Prabowo gitu? Kalau buat Jokowi nggak boleh gitu?
Nah kalau gitu, langsung aja bang bilang: “Prabowo-Sandi koalisinya kan sudah pada dewasa, masa sih mau kalah sama PSI. Mereka yang milenial aja bisa membuat kampanye yang positif, eh kalian yang sudah tua-tua masa masih menggunakan cara yang klasik”. Kayak gitu bang biar kelihatan tegas dong.
Masa sih mentang-mentang presidennya suka dibilang kelemer-kelemer, tim kampanyenya mau ikutan kelihatan kelemer-kelemer juga. Nanti kalau kebanyakan terlihat kelemer-kelemer, malah gampang dibohongi loh bang! Wkwkwk. (G35)