Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tinggal beberapa hari lagi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan KPU Daerah (KPUD) telah melakukan serangkaian persiapan bagi perhelatan politik yang akan diadakan 15 Februari mendatang ini. Pembagian 101 daerah yang ikut serta dalam Pilkada serentak kali ini, yaitu 7 Provinsi, 76 Kabupaten, dan 18 Kota.
pinterpolitik.com
JAKARTA – Pada Pilkada serentak ini, kecenderungan kecurangan yang dilakukan para calon dan konflik yang terjadi cukup tinggi, khususnya di daerah-daerah. Berdasarkan data Badan Intelijen Negara, kecenderungan konflik dan intimidasi kelompok bersenjata cukup besar di Aceh dan Papua, sehingga harus diawasi secara khusus. Selain itu, Pilkada di Papua juga rawan penggelembungan suara karena pengaruh kepala suku.
Mengenai suara pemilih sendiri, Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay, mengatakan kalau sejak Pemilu Legislatif 2014, Pemilu Presiden 2014, hingga Pilkada 2015, tren partisipasi masyarakat untuk mengikuti pemilihan mengalami penurunan. Keterangan ini ia sampaikan di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (7/2).
Melihat rendahnya partisipasi masyarakat di Pemilu lalu yang hanya menembus angka 70 persen, pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang digelar pada tahun 2017 ini, KPU menargetkan tingkat partisipasi masyarakat harus mencapai angka 77,5 persen.
Demi meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat, KPU dikabarkan sedang merancang pendidikan pemilih berkelanjutan yang mengincar segmentasi pemilih pemula. Para pemilih pemula yang menjadi sasaran ini adalah mereka yang berada di universitas, sekolah, dan kelompok organisasi pemuda.
Pendidikan mengenai pemilihan umum akan dilakukan lewat berbagai kegiatan, seperti seminar. KPU akan memberikan kursus tentang pentingnya berpartisipasi dalam pemilihan umum serta meminimalisir maraknya golongan putih (golput) yang enggan memberikan suaranya di Pilkada 2017 ini. Berdasarkan pemilihan presiden 2014 lalu, jumlah golput mencapai 24,89 persen.
Ada banyak alasan bagi seseorang untuk bersikap golput, namun tentu sangat disayangkan karena suara satu orang pun akan sangat berpengaruh pada pembangunan kota maupun wilayahnya. Setiap suara akan menjadi penentu nasib daerahnya di tahun-tahun ke depan. Jadi jangan lupa untuk menggunakan suara Anda secara bijak. (Berbagai sumber/A15)