HomeBelajar PolitikJokowi Tak Paham Pancasila?

Jokowi Tak Paham Pancasila?

Kecil Besar

“Cintaku terhadap negara ini sangatlah berlebihan. Bahkan aku sering merasa cintaku terhadap negara ini jauh lebih hebat dibanding cintaku kepada keluarga sendiri.”


PinterPolitik.com

[dropcap]N[/dropcap]ah, baru kali ini nih gengs eyke bisa sepakat sama politisi. Kali ini eyke sepakat banget sama usulannya Anggota MPR, Ahmad Zainuddin, soal ajang debat capres dan cawapres 2019 yang seharusnya menyertakan materi tentang Empat Pilar Kebangsaan. Wawasan dan komitmen para capres tentang pilar-pilar kebangsaan juga harus teruji.

Menurut Zainuddin, selama ini Empat Pilar hanya disosialisasikan ke masyarakat lapisan bawah. Namun, apakah para pejabat dan elite dari kalangan pemerintahan bahkan calon presiden mengetahui betul apa itu Empat Pilar kebangsaan? Wkwkwk.

Jika sudah begini, bisa jadi dong apa yang dikatakan Zainuddin menjadi nyiyiran dan himbauan kepada kita semua bahwasanya di antara dua kubu paslon tidak menguasai wawasan dan tidak ada komitmen serius terhadap Empat Pilar kebangsaan. Uppss, kalau sampai benar, bahaya tuh gengs!

Hmm, tapi kalau dipikir-pikir, eyke jadi curiga nih gengs sama Jokowi, jangan-jangan doi nih yang menjadi salah satu orang yang tidak mengerti wawasan Empat Pilar. Kok bisa? Iya, buktinya Jokowi baru saja tuh membebaskan tokoh besar yang menolak butir-butir yang terkandung di dalam Empat Pilar Kebangsaan. Siapa orangnya? Siapa lagi kalau bukan Abu Bakar Ba’asyir. Weleh-weleh.

Memang sih tidak ada ada hubungannya Empat Pilar Kebangsaan sama langkah Jokowi membebaskan Ba’asyir. Tapi bisa jadi dong apa yang dilakukan Jokowi menjadi bukti bahwasanya Jokowi menganggap remeh keharusan warga negara mengimani butir-butir yang terkandung dalam Empat Pilar Kebangsaan.Betul apa betul? Share on X

Nih buat kalian yang masi belum dapat sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dari MPR, eyke kasih tahu apa saja isinya:

  1. Pancasila
  2. UUD NRI 1945
  3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
  4. Bhinneka Tunggal Ika
Baca juga :  Dedi Mulyadi's (Blunder) War Against Ormas?

Nah, Ba’asyir kan nolak mengakui Pancasila tuh yang jadi salah satu pilar.

Terkait hal itu, menurut Zainuddin, pemahaman dan komitmen kalangan pemerintahan dan elite politik sampai hari ini masih sangat rendah. Terutama, komitmen terhadap pelaksanaan UUD 1945. Weleh-weleh.

Kalau sudah bahas yang begini-begini, eyke tuh jadi malas banget deh nerusinnya gengs. Eh, tapi kalau seandainya Prabowo yang jadi presiden menggantikan Jokowi, apa doi bakalan bisa ya lebih baik dari Jokowi atau presiden sebelum-sebelumnya? Atau jangan bilang Prabowo malah lebih parah dari yang sudah-sudah? Ckckck. (G35)

 

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...