HomeBelajar PolitikJokowi Perjuangkan Kepentingan Sendiri

Jokowi Perjuangkan Kepentingan Sendiri

Kecil Besar

“Politik di kandang domba. Para peternak berlomba memberi nutrisi terbaik kepada hewan piaraannya. Para perternak pun berdoa, semoga mereka mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Kasihan ya dombanya.”


PinterPolitik.com

[dropcap]T[/dropcap]im Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menghadiri acara Istighotsah Kubro di Kabupaten Garut. Acara itu dihadiri sejumah kiai dan para Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Garut, Jawa Barat.

Menurut Direktur Relawan TKN Jokowi-Ma’ruf, Maman Imanulhaq dalam sambutannya saat itu, Jokowi sudah menunjukkan komitmen untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam. Buktinya, terlihat dari intensitas pertemuan Jokowi dengan para ulama di berbagai pesantren yang dikunjungi, termasuk mengundang mereka ke Istana.

Eh, tapi iya juga ya, Jokowi akhir-akhir ini terlihat ngebet banget merapat ke ulama-ulama. Apa mungkin Jokowi mepet ulama karena terpaksa? Perasaan waktu Pilpres empat tahun lalu enggak gini-gini amat deh! Wkwkwk.

Gimana nih gengs menurut kalian? Jokowi belakangan ini deket sama ulama karena memang sebenarnya doi pengen dekat atau doi terpaksa karena kalau enggak mendekat nanti malah kesalip sama kubu sebelah? Ahahahay.

Tapi gengs, kalau menurut Maman, Jokowi itu benar-benar  komitmen kok dengan ke-Islaman. Hal ini dapat dibuktikan saat Jokowi membangun Universitas Islam Internasional Indonesia dan mendorong RUU Pondok Pesantren.

Maman yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan, Majalengka, Jawa Barat itu menuturkan, banyak kebijakan Jokowi yang mendukung ekonomi umat Islam. Semisal, mendirikan 40 bank wakaf mikro dan mendorong kerja sama dengan perusahaan serta organisasi Islam.

Dia menambahkan, di era kepemimpinan Jokowi dikeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai penetapan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Share on X

Hmmm, mantap deh bang. Terlepas dari itu semua ya bang, kalau eyke lihat-lihat, jadi petahana tuh enak banget ya. Disikat isu A sama oposisi, besoknya dibuat kebijakan B yang menutupi kekurangan isu A. Besoknya ada isu C, dibantai lagi pakai kebijakan D dan begitu seterusnya. Ahahaha.

Kalau begini ceritanya mah gengs, semoga saja deh Jokowi kepilih lagi jadi Presiden RI di Pilpres 2019. Eh tapi ini juga kalau pendukunya Prabowo ikhlas ya. Kalau enggak ikhlas dan nyatanya yang menang Prabowo, ya ikhlas aja deh buat Jokowi dan koalisinya. Wkwkwk. (G35)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...