HomeBelajar PolitikJokowi: Negara Tidak Bermoral Tinggi

Jokowi: Negara Tidak Bermoral Tinggi

“Jangan bicara moral kalau ternyata kita lupa apa itu moral! Ingat, moral bukan hanya oral moral.”


PinterPolitik.com

[dropcap]P[/dropcap]residen Jokowi mengatakan perubahan yang cepat terhadap penggunaan teknologi informasi saat ini harus dibarengi dengan standar moralitas yang tinggi pula. Sebab, perkembangan teknologi informasi juga membawa tantangan baru dalam moralitas kemasyarakatan dan dunia.

Jokowi mengatakan munculnya media tanpa redaksi membuat setiap warga bisa menjadi wartawan. Sebab, ada peristiwa dan informasi langsung dimunculkan di media sosial.

Nah, makanya pemerintah buat dong mesin pencari atau media sosial sendiri, terus larang deh Google beserta medsos lainnya. Jadi hal-hal yang sekiranya bertentangan dengan rezim akan bisa dengan mudah diberangus tuh. Wkwkwk. Jadi makin mirip Tiongkok ya? Atau perasaan aja?

Wong, kalau negara sudah berdemokrasi gini susah gengs, mau gimana juga yang namanya netizen ya kalau sudah beraktivitas di media sosial, siapa yang bisa nahan.

Menghadapi fenomena ini, menurut Jokowi, regulasi dan peraturan pemerintah tidak cukup menyelesaikan masalah. Sebab, tidak semua bisa dipagari oleh peraturan dan regulasi. Nah, itu ngerti pak. Jadi solusinya apa dong nih? Solusinya sekedar himbauan kalau hal ini tidak bagus? Ckckck.

Menurut Jokowi, yang dibutuhkan sekarang ini adalah standar moralitas yang semakin tinggi berbarengan dengan penggunaan teknologi itu. Teknologi yang disalahgunakan harus dihadang oleh teknologi lain yang dipandu oleh standar moralitas yang tinggi.

Jokowi juga mengatakan lembaga dan institusi yang bisa menghadapi dan relevan menghadapi tantangan teknologi informasi saat ini adalah lembaga penelitian. Presiden juga kembali menegaskan bahwa dalam dunia yang berubah sangat cepat, yang menjadi kata kunci adalah kecepatan dalam memenangkan kompetisi.

Sekarang yang besar belum tentu mengalahkan yang kecil, yang kaya belum tentu mengalahkan yang miskin. Tetapi yang cepatlah yang pasti mengalahkan yang lambat. Anjay, kode nih buat oposisi. Wkwkwk. Share on X
Baca juga :  Jokowi's Secret Painting?

Untuk itu, Jokowi kembali mengajak semua pihak untuk membangun ekosistem yang baik dan lembaga penelitian harus menjadi bagian dari ekosistem pembangunan nasional. Dalam menghadapi tantangan saat ini, lembaga penelitian dengan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi juga perlu kerja sama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, industri dan mitra strategis yang lainnya.  Weleh-weleh.

Jokowi ngomongin pengembangan penelitian di bidang teknologi informasi gengs, duh aduh masalah korupsi aja enggak kelar-kelar, masalah mobil nasional aja mangkrak, terus masalah pertanian enggak kunjung terurai. Sekarang segala pakai ngomongin pengembangan teknologi, wong smartphone aja masih impor, malah ngomongin teknologi informasi. Wkwkwk.

Gimana menurut kalian gengs, sebenarnya kegelisahan Jokowi ini karena masalah moral dan edukasi, demokrasi, atau karena ia nggak ngerti gimana cara bikin negara ini memiliki kepribadian yang berhati nurani? (G35)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Dengarkan artikel ini: Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut. Meski belum juga terjadi, banyak yang...

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...