HomeBelajar PolitikIndonesia Evaluasi Keanggotaan di Organisasi Internasional

Indonesia Evaluasi Keanggotaan di Organisasi Internasional

Pemerintah harus membayar sekitar Rp 400 miliar per tahun sebagai konsekuensi dari keanggotaannya pada 236 organisasi internasional.


pinterpolitik.com – Jumat, 23 Desember 2016

Pemerintah harus membayar sekitar Rp 400 miliar per tahun sebagai konsekuensi dari keanggotaannya pada 236 organisasi internasional. Dari 236 organisasi itu hanya beberapa yang diikuti Kementerian Luar Negeri, sebagian besar melibatkan kementerian dan lembaga teknis. Pemerintah akan mengevaluasi keanggotaan tersebut.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan kepada wartawan menyangkut kebutuhan, kepentingan, dan assessment manfaat organisasi-organisasi itu terletak di kementerian atau lembaga teknis. Lalu untuk pembayaran kontribusi, yang uangnya dititipkan di Kementerian Luar Negeri.

Sebelumnya, dalam pengantar rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis siang, Presiden Joko Widodo meminta dievaluasi keanggotaan Indonesia di organisasi-organisasi internasional. Presiden menginginkan agar keanggotaan Indonesia didasarkan pada manfaatnya bagi kepentingan nasional.

“Jangan sampai kita ikut di organisasi internasional untuk formalitass saja, jangan hanya karena kita terdaftar namanya saja, lalu justru tidak aktif di situ, harus memberikan kontribusi yang positif bagi dunia maupun negara kita,” ujar Presiden Joko Widodo.

Menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi agar dievaluasi keanggotaan tersebut, menurut Menlu, akan dilakukan koordinasi pada level menteri koordinator. Kapan evaluasi dilakukan, Retno Marsudi menjawab, minggu depan.

Indonesia akan duduk sekali lagi, untuk melihat dari 236 organisasi mana yang memang dari segi kepentingan Indonesia perlu sekali untuk tetap dipertahankan, sementara untuk hal-hal yang memang tidak perlu atau dari segi benefit yang tidak optimal, maka negara sebaiknya bisa menghentikan keanggotaan.

Baca juga :  Hype Besar Kabinet Prabowo
spot_imgspot_img

#Trending Article

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

Menyoal Kabinet Panoptikon ala Prabowo

Pemerintahan Prabowo disebut memiliki kabinet yang terlalu besar. Namun, Prabowo bisa jadi memiliki kunci kendali yakni konsep "panoptikon".

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...