“Moral baik banyak yang terobral. Moral buruk habis di pasaran.”
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ikap politik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menolak perda-perda agama (perda syariah atau perda injil) dinilai Fraksi PKS DPR sebagai bentuk ketidakpahaman bro dan sis itu terhadap falsafah dan dasar negara Pancasila serta konstitusi UUD 1945. Weleh-weleh.
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyikapi pernyataan Ketum PSI Grace Natalie yang kemudian menimbulkan polemik. Untuk itu, PKS menyarankan agar PSI memahami konstitusi dan Pancasila secara utuh.
Hmmm, namanya juga anak muda bang, jadi wajar saja lah kalau pemahaman falsafahnya tidak semapan abang-abang di DPR, khususnya fraksi PKS.
Tapi bang, bagus juga lah ya kalau anak muda masih banyak yang sontoloyo seperti ini. Soalnya, kalau anak-anak muda banyak yang mempunyai pemahaman falsafah dan pergerakan yang mantap, nanti malah bikin abang semakin down lagi. Terus bisa jadi generasi yang hampir expired kayak abang kegeser semua loh dari posisi di DPR. Uppss, bercanda ya bang! Ehehehe.
Kalau menurut Jazuli, sebagai sikap politik, apa yang dilakukan PSI memang sah-sah saja. Tapi, sebagai sesama warga bangsa, tentu kita perlu mengingatkan dan mengoreksi sikap tersebut. PSI tidak paham utuh Pancasila dan UUD 1945 yang menempatkan agama dalam posisi penting, yang menjiwai semangat kebangsaan, dan yang terpenting, menjadi landasan moral dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.
Keras cuy, jadi secara enggak langsung Jazuli ngomong PSI adalah salah satu partai yang asal-asalan, tidak paham agama, tidak ngerti apa itu Pancasila apalagi UUD? Weleh-weleh, kalau denger yang begini-begini jadi makin semangat ngeledekin PSI. Ahahahay, bercanda ya, awas loh baper.
Menurut Jazuli, sikap politik PSI itu juga menggambarkan bentuk fobia agama yang bisa saja bertendensi memisahkan nilai-nilai agama dalam melakukan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jazuli juga sempat mengajak kita semua untuk bertanya kepada PSI. Sebenarnya apa sih yang mereka maksud dengan perda-perda agama itu? Umumnya, perda-perda tersebut mengatur ketertiban hidup bermasyarakat, lebih dari itu bertujuan untuk menjaga moral dan akhlak masyarakat. Jadi apa sih yang sebenarnya mengganggu mereka?
Apa mungkin ya PSI tidak ingin masyarakat hidup dengan moral yang baik? Atau PSI memiliki tafsiran moral dan akhlaknya sendiri yang ingin disebarkan pada masyarakat khususnya generasi milenial?
Gimana nih menurut kalian? Apa mungkin PSI ingin menawarkan moral dan akhlak ala dunia barat yang penuh dengan gemerlap malam hedonisme dan berbagai ragam rupa kebebasan lainya? Kalau sampai itu tujuan mereka, mantap! Dukung aja gengs! Biar cepat kiamat! Wkwkwk. Bercanda lagi cuy, awas loh baper! (G35)