HomeBelajar PolitikHarimau Lucu Dari Cisewu

Harimau Lucu Dari Cisewu

Heboh meme patung harimau lucu di dunia maya berakhir dengan tragis, karena patung tersebut langsung dihancurkan oleh Koramil Cisewu. Mengapa?


pinterpolitik.com

[dropcap size=big]B[/dropcap]elakangan ini, dunia maya dihebohkan dengan foto patung harimau di Markas Komando Rayon Militer (Koramil) 1123, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Patung tersebut sebenarnya merupakan simbol TNI di lingkungan Komando Daerah Militer (Kodam) III /Siliwangi, sehingga seharusnya memperlihatkan kesan garang dan gagah, sebagai representasi prajuritnya.

Sayangnya, penampakan harimau di Koramil tersebut malah terlihat sebaliknya. Wajah dan mulutnya yang menganga malah terkesan lucu karena tidak mirip dengan harimau, karena itulah para penggiat di dunia maya menjulukinya sebagai “harimau lucu”. Foto ini, awalnya diunggah oleh akun Kementerian Humor Indonesia yang kemudian menjadi viral di mana-mana.

Sebagai “pemilik” patung harimau yang menjadi olok-olok netizen, Pangdam Siliwangi Mayjen M. Herindra langsung memerintahkan untuk menghancurkannya, walau patung tersebut sudah berdiri selama 6 tahun. Kabarnya, Pangdam akan mengganti dengan patung harimau yang lebih gagah dan garang. “Iya, saya suruh bikin yang lebih bagus,” kata Pangdam, Senin (13/3). Ia menyebut seniman pembuat patung sebelumnya “kurang canggih”.

Secara kasat mata, patung harimau itu memang terlihat aneh dibagian mulutnya. Kemungkinan besar, ada kesalahan saat mendesain atau mengeksekusi patung tersebut. Harimau umumnya memiliki struktur tulang rahang yang kecil walau mulutnya lebar, namun harimau di Koramil Cisewu sebelumnya, dibuat dengan struktur rahang yang lebar, sehingga terlihat chubby atau temben. Sehingga, posisi mulutnya yang terbuka malah menciptakan kesan tertawa. Tawa yang sangat bahagia.

Akibat kehebohan tersebut, Pangdam akhirnya berusaha untuk mengoreksi dengan cara membongkar patung harimau di beberapa satuan wilayah Kodam III/Siliwangi yang terlihat tidak ‘seperti harimau seharusnya’. Menurut Pangdam, Harimau Siliwangi adalah simbol dari harga diri militer Jawa Barat yang mewakili kekuatan dan kharisma Kodam III/Siliwangi. Sehingga ia tak ingin simbol tersebut disalahartikan hanya karena bentuknya yang kurang sempurna.

Sebagai akun yang biasa menyebarkan meme-meme humor, penayangan harimau lucu ini tak butuh waktu lama untuk menjadi viral. Saat kabar pembongkaran patung harimau lucu mulai beredar pun, langsung ditanggapi netizen dengan beradu kreatif memodifikasi foto tersebut menjadi meme-meme lain yang tak kalah lucunya. Beberapa meme tersebut seperti di bawah ini:

“Patung macan lucu ini udah dibunuh ya. Kasian, padahal liat aja mukanya yang sangat ceria.” – Ivan Setiawan

“Hahahhahahaha….Halo Pak.Cisewuan Tiger…” – @buaya.politik

Harimau Lucu Dari Cisewu
“Penghibur lelahku hari ini .” – @pepiseptina

Saat beredarnya foto harimau lucu di dunia maya, Pangdam Herindra mengaku langsung kebanjiran tawaran dari para pematung yang ingin membuatkan patung yang lebih bagus. “Sudah banyak yang menawarkan ke saya membuatkan yang bagus, sudah banyak. Pokoknya nanti kita lihat dulu,” tutupnya.

Sejarah Macan Sebagai Simbol Kodam III/Siliwangi

Berbicara tentang simbol, Kodam III/Siliwangi tidak sembarangan memilih harimau menjadi simbol kekuatan mereka. Sejarah perjuangan Kodam III/Siliwangi tidak lepas dari peran serta masyarakat Pajajaran yang sekarang bernama Jawa Barat. Jika ditelaah lebih dalam, harimau atau maung dalam bahasa Sunda, erat hubungannya dengan nama raja penguasa tanah Pajajaran yaitu Prabu Siliwangi.

Baca juga :  Kejatuhan Golkar di Era Bahlil?

Menurut legenda yang dipercaya di tanah Pasundan, Maung adalah jelmaan dari Prabu Siliwangi ketika beliau moksa. Sehingga sifat-sifat harimau yang pemberani dan tegas, banyak diadaptasi oleh masyarakat Pasundan. Salah satunya adalah Kodam III sebagai prajurit militer yang juga mewarisi sikap pemberani dan tegas. Sehingga tak heran, bila simbol yang mereka gunakan adalah harimau.

Selain dua sifat tersebut, masyarakat Sunda juga percaya bahwa harimau merupakan simbol hewan yang menyayangi keluarga, sehingga sifat ini juga harus dijalani dalam kehidupan nyata. Wajar pula bila akhirnya Kodam III Siliwangi pun memiliki moto “Siliwangi adalah rakyat Jawa Barat, rakyat Jawa Barat adalah Siliwangi”.

Siliwangi sendiri bermakna ‘Silih mewangikan’ yang terdiri dari Silih Asih, Silih Asah dan Silih Asuh. Sama seperti karakter Prabu Siliwangi yang mahsyur serta kepiawaiannya dalam mengelola pemerintahan tanah Sunda, Kodam III/Siliwangi pun ingin juga piawai menjaga keamanan dan kententraman masyarakat di Jawa Barat.

Penggunaan lambang harimau sebagai simbol Kodam III/Siliwangi, pertama kali dicetuskan atas permintaan Panglima Siliwangi Kolonel A.H Nasution (Pak Nas) saat perang kemerdekaan Republik Indonesia sekitar tahun 1945-1950. Ia memerintahkan Mayor Lubis mencari pelukis handal di tanah Pajajaran untuk menggambar kepala Harimau, lalu ditemukanlah pelukis asli kota Bandung bernama Barli Sasmitawinata

Pelukis kelahiran Bandung 18 Maret 1921 ini, awalnya enggan melakukannya dan minta diberikan ke pelukis lain. Tapi Pak Nas tetap keukeh mempercayakan sepenuhnya lambang tersebut pada Barli. Akhirnya, Bali membuat tiga sketsa harimau dan menjadikan Macan Lodaya sebagai konsep dasar karakter Harimaunya.

Sketsa kepala harimau sederhana yang dilukis secara manual ini, dibuat di atas kain belacu putih yang dilapisi kertas karton bundar dengan garis tengah sekitar delapan sentimeter. Setelah sketsa selesai, Barli meminta Pak Nas memilih salah satunya.

Gambar yang sudah dipilih, kemudian langsung dibawa ke “Emay Tailor” yang berlokasi di Jalan Stasiun No. 29, Tasikmalaya, untuk dijadikan emblem sehingga bisa dipakai oleh para prajurit Siliwangi. Karena proses pembuatannya terburu-buru, gambar dari lambang tersebut jadi agak kacau. Bahkan sekilas lebih mirip kucing daripada harimau. Tapi karena kondisinya mendesak, akhirnya emblem inipun di produksi massal untuk seragam para tentara.

Gara-gara gambar harimau yang kacau inipun, Belanda saat itu sempat mengolok-olok para prajurit siliwangi sebagai “lieve poesjes” alias “kucing-kucing yang manis”. Mereka juga membandingkan lambang prajurit Siliwangi dengan Tijger Brigade, yaitu pasukan pimpinan Kolonel Van Langen yang menyerbu Yogyakarta dalam Agresi Militer II pada Desember 1948.

Singkatan SLW yang berada di bawah wajah harimau itu pun kadang diplesetkan oleh para kelompok sayap kiri anti-Nasution sebagai “stoot leger Wilhelmina,” yang berarti tentara tukang kepruk Ratu Wilhelmina.

Baca juga :  “Parcok” Kemunafikan PDIP, What's Next?

Adapun logo awal Kodam III/Siliwangi ini mempunyai arti sebagai berikut:

  1. Kerut-kerut dahi dan empat taring merupakan refleksi dari arti Teritotium III divisi IV
  2. Dua puluh bintik-bintik melambangkan kelahiran Kodam III/Siliwangi.
  3. Lima helai kumis menunjukan bulan mei.
  4. Empat puluh enam jambrong menunjukan tahun 1946.
  5. Warna dasar hijau memiliki arti sebagai warna lapangan tempat bertugas, harapan sebagai pelindung negara dan bangsa serta kesuburan bumi tempat berpijak.
  6. Warna macan kuning memiliki arti sebagai lambang kebesaran prabu siliwangi sebagai kiasan dari kekerasan hati dan kebulatan tekad.

Sepak terjang KODAM III/Siliwangi

Sejak pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat pada 5 Oktober 1945, akibat meningkatnya ancaman dari luar negeri, peran prajurit Siliwangi tercatat indah dalam sejarah panjang kemerdekaan Republik Indonesia.

Komando Daerah Militer (Kodam) Siliwangi merupakan Kodam tertua di Indonesia, usianya kini memasuki 71 tahun pada 20 Mei nanti. Sudah banyak darma bakti yang diperjuangkan oleh para prajurit Siliwangi dalam setiap kegiatan menjaga pertahanan dan keamanan Republik Indonesia. Beberapa di antaranya antara lain:

  1. Pada tahun 1945-1948, prajurit Siliwangi berjuang mempertahankan kemerdekaan menghadapi Agresi Militer Belanda I dan II.
  2. Pada tahun 1948 Siliwangi ikut menumpas pemberontakan PKI/Muso di Madiun
  3. Pada Tahun 1950-1959 menumpas pem-berontakan APRA, Andi Azis, PRRI/ PERMESTA.
  4. Pada Tahun 1949-1962 menumpas pemberontakan gerombolan Kartosuwiryo.
  5. Pada Tahun 1963 menumpas pemberontakan RMS.
  6. Pada Tahun 1964 menumpas pemberontakan Kahar Muzakar.
  7. Pada Tahun 1961-1964 Siliwangi turut serta dalam operasi TRIKORA dan DWIKORA.
  8. Pada Tahun 1965 Siliwangi ambil andil dalam menumpas pemberontakan G30 S/PKI.

Di era kemerdekaan, KODAM III/Siliwangi aktif dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia dan menjaga perdamaian dunia, seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Salah satunya adalah satuan bantuan tempur KODAM III/Siliwangi yang bernama Yonzipur-3/YW. Di tahun 1992, satuan ini tergabung dalam kontingen Garuda XI-2 yang bertugas di Sahara Barat. Tahun 1997, satuan ini bergabung kembali dalam kontingen Garuda 14-H yang ditugaskan ke Bosnia Herzegovina, dan pada 2009, Yonzipur-3/YW bersama Dansatgas Letkol Czi Arnold A.P Ritauw bergabung dengan Kontingen Garuda  XX-G/MONUC dalam tugas menjaga perdamaian di Kongo, Afrika.

Jika melihat sejarah dan arti dibalik patung harimau Siliwangi yang sejatinya adalah lambang dari Komando Daerah Militer (KODAM) III/Siliwangi, olok-olok yang dilakukan oleh para penggiat di dunia maya, rasanya memang tidak pantas. Apalagi perjuangan para prajurit Siliwangi yang begitu gigih dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Seperti perkataan sang proklamator Indonesia, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” Jadi marilah kita berhenti mengolok-olok lambang KODAM III/Siliwangi dan mulai belajar menghargai perjuangan mereka. Ingat, janganlah sekali-sekali melupakan sejarah. Setujukan? (Berbagai sumber/A15)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...