“Nasionalisme yang sejati, nasionalismenya itu bukan semata-mata copy atas tiruan dari nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan.” ~ Bung Karno
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]residen Jokowi baru saja menjamu pihak motor listrik Gesits di Istana. Dalam kesempatan itu, orang nomor satu di Indonesia tersebut juga berkesempatan menjajal motor listrik Gesits.
Gesits yang merupakan motor listrik asli buatan anak bangsa, dikembangkan oleh Garansindo bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Menurut Jokowi, motor itu akan segera memasuki tahap produksi. Waduh agenda kampanye lagi nih gengs. Wkwkwk.
Komentar Jokowi setelah mencoba motor Gesits cukup positif. Bahkan menurut Jokowi, motor listrik ini berhasil membuat dirinya menjadi semakin gesit. Share on XSelain itu kata Jokowi, meski motor Gesits tidak ada suaranya, namun tetap bisa mengganggu pendengaran Prabowo-Sandi kok melalui berita kabar nasional. Ahahaha, eh soal gangguan pendengaran Prabowo-Sandi, eyke yang nambahin aja ya gengs, bukan kata Jokowi beneran. Hehehe.
Menurut kabar yang beredar, motor Gesits akan diproduksi secara massal pada bulan Januari 2019 mendatang. Motor ini pun telah melalui serangkaian uji coba. Bahkan, motor listrik itu sudah diuji jalan jarak jauh dari Jakarta sampai Bali. Selama pengujian jarak jauh itu, tidak ada kendala sama sekali. Widih, bisa jadi mainan Jokowi nih di debat Pilpres nanti. Wkwkwk.
Btw gengs, siapa nih di antara kalian yang minat membeli motor Gesits? Kalau eyke sih berminat banget gengs mau beli motor ini, meskipun bakalan jadi bagian dari agenda kampanyenya Jokowi. Kenapa?
Iya jelas lah gengs, soalnya siapa lagi yang mau dukung produk dalam negeri kalau bukan kita selaku masyarakat Indonesia? Percuma gengs, kalau yang kaya gini sudah didukung pemerintah, tapi masyarakatnya enggak mau dukung. Ya eyke tahu kok pikiran kalian pasti kayak gini ya:
“Ah ini mah sementara, agenda Jokowi doang buat pencitraan. Paling juga nasibnya kayak mobil Esemka, enggak jelas.”
Gitu kan pikiran kalian? Sama gengs, awalnya eyke juga mikirnya kayak gitu. Tapi kalau eyke pikir-pikir lagi, masa sih eyke harus berpikir gitu terus. Kalau gitu terus, mau sampai kapan Indonesia kayak begini? Betul apa betul gengs? (G35)