“Pemberontakan pasti terwujud! Rakyat pun bergerak! Pergerakan semakin mengakar! Ketika tertindas, perlawanan adalah jalan keluar!”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]emilih perempuan khususnya ibu-ibu, mendapat perhatian khusus dari capres-cawapres, baik dari Jokowi-Ma’ruf maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Kedua pasangan saling beradu strategi untuk merebut perhatian emak-emak.
Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Ida Fauziyah menuturkan bahwa pemilih perempuan merupakan salah satu pemilih mayoritas dalam Pilpres 2019. Untuk itu, perempuan harus mampu menciptakan kontestasi Pilpres yang kondusif.
Yakin bisa nih buat emak-emak jadi kondusif? Aduh, Sandiaga aja yang dikawal polisi aja bisa dihadang sampai berhenti, gimana nanti kalau ada isu yang menyerang dan menyakiti pilihannya? Enggak kebayang deh kalau itu emak-emak sampai terprovokasi! Ckckck. Kan bisa sebaliknya, bukannya kondusif malah jambak-jambakan. Wkwkwk.
Tapi semoga aman lah gengs, soalnya kalau emak-emak yang turun tangan, dengan kecerdasan berdemokrasi yang tinggi siapa yang bisa mempengaruhi? Sebab kalau emak-emak yang sudah pintar terus lantang bersuara, siapa coba yang bisa dan berani menantang? Kaum Adam? Wkwkwk, emangnya lau berani lawan emak kalau sudah mulai ingin mencerca? Kalau eyke mah makasih cuy! Mending nurut daripada kualat. Surga di bawah telapak kaki emak. Share on X
Menurut Ida, peran perempuan di Pemilu 2019 yang jumlahnya lebih besar dari kelompok pria atau mencapai 50,6 persen merupakan keuntungan untuk membuat kondisi menjadi adem. Artinya kalau perempuan menghendaki politik dingin, tentu bisa dilakukan agar terciptanya kondisi politik yang kondusif. Ida mengajak emak-emak untuk berdemokrasi dalam kegembiraan. Demokrasi dengan mengadu gagasan serta rekam jejak yang baik.
Sebentar nih Mbak Ida, gimana mau adem, wong harga pangan naik turun kayak komedi putar. Belum lagi di setiap kubu punya basis emak-emak militan yang bisa dibilang kayak orang penganut paham radikal. Militan gitu gerakannya enggak di mana-mana ada aja yang heboh meneriakkan dukungan dengan lantang.
Coba bayangin kalau kedua kubu emak-emak ini bertemu, terus yang berpapasan emak-emak yang enggak dewasa memahami demokrasi. Wah enggak kebayang, mungkin bisa kalah kali rusuhnya persaingannya suporter bola antara The Jakmania vs Viking Bandung. Wkwkwk. Emak-emak kok dilawan. (G35)