HomeBelajar PolitikDetik-detik Kehancuran OSO  dan Hanura

Detik-detik Kehancuran OSO  dan Hanura

Kecil Besar

“Yang terpenting bukan soal jumlah, tapi kualitas. Bila jumlah kalah dan kualitas tak ada, ada baiknya kita datang ke tukang gali liang lahat, terus langsung saja minta buatkan dengan ukuran 1 X 2 .”


PinterPolitik.com

[dropcap]T[/dropcap]idak hanya Partai Nasdem yang berusaha mengingatkan kadernya untuk berjuang keras membesarkan partai. Seluruh kader Partai Hanura pun harus mendengarkan motivasi-motivasi yang sama. Padahal motivasi itu pun belum tentu dimengerti sama para kadernya. Wkwkwk.

Percuma enggak sih kalau ketua partai di era seperti ini ngomong panjang lebar mengenai semangat untuk membesarkan dan mengembangkan partainya? Menurut eyke mah ini omong kosong cuy, percuma! Lah kok bisa? Share on X

Ya bisa lah, jaman gini rakyat mana ada sih yang percaya sama idealisme partai, apalagi muaranya harus masuk dalam keanggotaan partai. Banyak sekali partai berbicara keelokan idealisme, namun sayang rakyat tahu kelokan itu pasti akan berakhir di penghujung tidur alias cuma mimpi. Hal seperti ini disebabkan oleh perilaku elite partai itu sendiri. Buktinya, sampai hari ini tidak ada satu pun partai yang berhasil mewujudkan kegelisahan rakyat yang pernah terucap.

Gimana menurut kalian, apa sepakat dengan yang eyke ungkapkan? Nah, kalau jawaban kalian tidak senada, eyke tahu kenapa! Karena kalian yang tidak sepaham sama eyke kan sodara, rekan atau sahabatnya elite partai! Jadi mana mau dibilang kalau partai politik itu cuma bisa ngomong doang! Wkwkwk.

Pokonya, terserah deh kalian mau setuju atau enggak, yang penting eyke bilang seperti itu dan ada buktinya. Buktinya Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang alias OSO dalam sambutan pada pembekalan Caleg DPR RI Partai Hanura, bilang saat ini menurut hasil survei,  Hanura bakal hancur di Pemilu 2019.

Lantas OSO menyikapi isu tersebut dan meminta para kader untuk tetap tegar dan tidak berkecil hati dalam memperjuangkan partai. Wkwkwk, gimana nih gengs menurut kalian? Kasihan ya? Kalau kasihan, gabung dong sama Hanura. Lumayan loh kalau gabung, kali aja bisa dapet-dapet proyek dan uang jajan. Ahahahay. (G35)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

PHK Indonesia, Waspada Sindrom Katak Rebus? 

Bahaya PHK masih terus mengancam Indonesia. Bagaimana kita bisa mengambil pelajaran besar dari permasalahan ini? 

The Tale of Budi Gunawan

Kehadiran Budi Gunawan dalam pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu lingkar elite yang berpengaruh.

How About Dasco’s Destiny?

Peran, manuver, serta konstruksi reputasi Sufmi Dasco Ahmad kian hari seolah kian membuatnya tampak begitu kuat secara politik. Lalu, mengapa itu bisa terjadi? Serta bagaimana peran Dasco dalam memengaruhi dinamika politik-pemerintahan dalam beberapa waktu ke depan?

Prabowo & Trump Alami “Warisan” yang Sama?

Kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) jadi sorotan dunia. Mungkinkah ada intrik mendalam yang akhirnya membuat AS terpaksa ambil langkah ini?

Didit The Peace Ambassador?

Safari putra Presiden Prabowo Subianto, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit, ke tiga presiden RI terdahulu sangat menarik dalam dinamika politik terkini. Terlebih, dalam konteks yang akan sangat menentukan relasi Presiden Prabowo, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...