HomeBelajar PolitikBoni: Elite Politik Menuju Simpanse

Boni: Elite Politik Menuju Simpanse

“Manusia berasal dari rahim bukan berasal dari langit.”


PinterPolitik.com

[dropcap]C[/dropcap]uy, kalian pernah berpikir nggak untuk bubarin DPR? Atau kalian pernah berpikir melakukan revolusi? Apa jangan-jangan kalian malah berpikirnya bikin gerakan makar, terus ganti sistem sama khilafah ya? Wah, kalau gitu kalah ekstrem dong eyke. Wkwkwk.  

Jadi gini gengs, baru-baru ini ada pengamat politik yang bilang elite politik kita itu bukan manusia, tapi simpanse! Pengamat politik yang bilang gitu namanya Boni Hargens. Nah, setelah mengetahui hal ini, enggak tahu kenapa eyke langsung terlintas pikiran untuk membuat gerakan membubarkan eksekutif, legislatif dan eksekutif. Kok gitu?

Iya lah, kok nannya lagi, jelas-jelas ya gengs eyke ini kan bukan termasuk spesies simpanse. Masa eyke mau gitu aja dipimpin sama simpanse, walaupun simpanse sebenarnya juga pinter loh. Daripada eyke dipimpin sama simpanse, mending dipimpin sama Atta Komidiputar deh. Ahahaha.

Makanya gengs, eyke nanya sama kalian apa kalian puya pikiran untuk bubarin DPR dan sejenisnya. Kali aja kan kita sepikiran. Kalau sudah sepikiran, kan jadi enak bikin gerakannya bareng-bareng, kayak anggota DPR Malang yang korupsinya bareng-bareng. Yoi apa yoi gengs?

Lah iya gengs, hampir lupa jelasin kenapa pengamat politik itu bilang elite politik kita kayak simpanse. Menurut Boni Hargens, para elite politik saat ini tidak bisa memberi contoh perilaku yang baik kepada masyarakat dalam proses demokrasi di tengah maraknya berita bohong atau hoaks.

Boni bilang, elite politik kita tidak makin cerdas, malah mundur evolusinya, makin menuju ke primata awal, menuju simpanse. Ini semua, rata-rata elite politik kita cara berpikirnya mundur. Weleh-weleh.

Boni juga menyesalkan, seharusnya para elite politik bisa menjadi ekuilibrium yang menjaga keseimbangan kondisi di masyarakat ketika muncul berita-berita hoaks. Share on X
Baca juga :  Selinap "Merah" di Kabinet Prabowo?

Semua ini menunjukkan sebuah evolusi terbalik karena mereka tidak mendorong masyarakat pada linearitas kemajuan yang lebih waras, tetapi justru mengkapitalisasi kebohongan dan hoaks yang ada di tengah masyarakat.

Mantap bang, sekalian dong bang kritik partai politiknya dan anggota  DPR-nya. Kalau bisa, buat sampai merah permukaan kulit wajahnya bang.

Kata Boni, perilaku demikian, tak ubahnya seperti simpanse, hewan primata sejenis kera besar. Kalau hal ini terus dibiarkan, maka akan berakibat fatal bagi berlangsungnya demokrasi di Indonesia.

Mantap yang kedua kalinya nih buat Bang Boni. Tapi bang sepertinya kalau elite politik dibilang kayak simpanse, kurang elok deh. Mungkin lebih eloknya kita bilang aja mereka kayak manusia purba kali ya. Wkwkwk. Tapia bang ngomong gini secara umum kan? Bukan karena lagi pro sama Jokowi-Ma’ruf? Hayooo loh. Wkwkwk. (G35)

 

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Rocky Gerung Seng Ada Lawan?

“Cara mereka menghina saja dungu, apalagi mikir. Segaris lurus dengan sang junjungan.” ~ Rocky Gerung PinterPolitik.com Tanggal 24 Maret 2019 lalu Rocky Gerung hadir di acara kampanye...

Amplop Luhut Hina Kiai?

“Itu istilahnya bisyaroh, atau hadiah buat kiai. Hal yang lumrah itu. Malah aneh, kalau mengundang atau sowan ke kiai gak ngasih bisyaroh.” ~ Dendy...

KPK Menoleh Ke Prabowo?

“Tetapi kenyataannya, APBN kita Rp 2.000 triliun sekian. Jadi hampir separuh lebih mungkin kalau tak ada kebocoran dan bisa dimaksimalkan maka pendapatan Rp 4.000...